Oleh: Andi Budiharsono (Kepala UPT SMKN. 5 Bone)
Dalam kehidupan modern yang penuh dengan tantangan, godaan untuk mencari pelarian dari masalah sering kali muncul di hadapan kita. Salah satu pelarian yang paling berbahaya adalah penggunaan narkoba, zat yang telah merusak kehidupan banyak orang dan meninggalkan jejak kehancuran yang mendalam. Dalam pandangan agama dan kesehatan, narkoba adalah racun yang tidak hanya merusak tubuh, tetapi juga menghancurkan jiwa dan moralitas manusia.
Dalam ajaran agama, narkoba dipandang sebagai bentuk pelanggaran terhadap kehormatan diri dan tatanan sosial. Semua agama besar di dunia, baik itu Islam, Kristen, Hindu, maupun Buddha, menekankan pentingnya menjaga tubuh sebagai amanah dari Tuhan. Tubuh adalah karunia ilahi yang harus dijaga dan dirawat, bukan dirusak oleh zat-zat yang memabukkan. Islam, misalnya, dengan tegas melarang penggunaan segala bentuk zat yang memabukkan, termasuk narkoba, karena dapat merusak akal dan membawa manusia pada perilaku yang jauh dari jalan yang benar.
Agama tidak hanya melihat narkoba sebagai ancaman fisik, tetapi juga sebagai ancaman spiritual. Penggunaan narkoba dapat menjauhkan individu dari hubungannya dengan Tuhan dan menghancurkan nilai-nilai moral yang seharusnya dijaga. Ketika seseorang terjebak dalam lingkaran narkoba, mereka cenderung melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama, seperti berbohong, mencuri, dan bahkan melakukan kekerasan. Narkoba memutus hubungan manusia dengan Tuhan, menjauhkan mereka dari ibadah dan kebaikan.
Dalam konteks ini, agama juga memandang narkoba sebagai ujian bagi manusia, ujian untuk tetap teguh pada jalan yang benar meskipun godaan di sekitar begitu kuat. Mereka yang berhasil menjauhi narkoba menunjukkan keteguhan iman dan pengendalian diri yang kuat, sebuah nilai yang sangat dihargai dalam setiap tradisi keagamaan. Agama mengajarkan bahwa kehidupan ini adalah perjalanan untuk mencapai kebaikan dan kebajikan, dan narkoba adalah salah satu penghalang terbesar di jalan tersebut.
Dari sudut pandang kesehatan, dampak narkoba tidak kalah mengerikan. Narkoba memiliki efek yang merusak hampir semua sistem dalam tubuh manusia, mulai dari otak, jantung, hingga sistem saraf. Penggunaan narkoba secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, serangan jantung, gagal ginjal, dan berbagai penyakit kronis lainnya. Lebih dari itu, narkoba juga sering kali menjadi pintu masuk bagi penyakit menular seperti HIV/AIDS, yang menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
Efek jangka panjang narkoba tidak hanya dirasakan oleh individu pengguna, tetapi juga oleh keluarga dan masyarakat. Keluarga yang memiliki anggota yang kecanduan narkoba sering kali mengalami tekanan emosional yang luar biasa, mulai dari ketegangan hubungan hingga masalah finansial. Di tingkat masyarakat, narkoba menciptakan masalah sosial yang kompleks, seperti meningkatnya angka kejahatan, prostitusi, dan kemiskinan. Narkoba juga sering kali menjadi faktor utama dalam kecelakaan lalu lintas, yang menyebabkan kematian dan cedera serius.
Di ranah kesehatan mental, narkoba memiliki dampak yang tidak kalah signifikan. Pengguna narkoba sering kali mengalami gangguan kejiwaan seperti depresi, kecemasan, hingga skizofrenia. Penggunaan narkoba yang berkepanjangan dapat mengubah kimia otak, menyebabkan ketergantungan, dan memperburuk kondisi mental seseorang. Hal ini sering kali mengarah pada lingkaran setan di mana kecanduan narkoba memperburuk masalah kesehatan mental, yang pada gilirannya memperkuat kebutuhan akan narkoba sebagai pelarian.
Salah satu aspek yang sering diabaikan dalam diskusi tentang narkoba adalah dampaknya terhadap kehidupan sosial seseorang. Ketergantungan narkoba sering kali menyebabkan isolasi sosial, karena individu tersebut cenderung menarik diri dari lingkungan sekitar dan hubungan sosial mereka menjadi renggang. Teman dan keluarga sering kali merasa kesulitan untuk memahami dan mendukung seseorang yang kecanduan, yang dapat memperburuk rasa kesepian dan keputusasaan yang dirasakan oleh pengguna narkoba.
Pemerintah di berbagai negara telah mengakui bahaya narkoba dan berusaha keras untuk memberantas peredarannya. Namun, upaya hukum saja tidak cukup. Dibutuhkan pendekatan yang lebih holistik, yang melibatkan pendidikan, pencegahan, dan rehabilitasi. Pendidikan sejak dini tentang bahaya narkoba sangat penting untuk mencegah generasi muda terjerumus dalam lingkaran setan ini. Di sisi lain, rehabilitasi bagi mereka yang sudah terlanjur kecanduan harus menjadi prioritas, agar mereka dapat kembali hidup sehat dan produktif di tengah masyarakat.
Di beberapa negara, pendekatan terhadap masalah narkoba mulai bergeser dari sekadar penegakan hukum menuju penanganan yang lebih humanis. Kebijakan dekriminalisasi dan rehabilitasi mulai diterapkan untuk membantu para pecandu narkoba agar dapat pulih dan kembali ke masyarakat. Pendekatan ini lebih menekankan pada kesehatan dan kesejahteraan individu daripada hukuman yang keras, dengan tujuan akhir untuk mengurangi dampak negatif narkoba dalam jangka panjang.
Dalam konteks ini, peran agama menjadi sangat penting.
Agama dapat menjadi benteng moral yang kuat dalam mencegah penggunaan narkoba. Melalui ajaran-ajaran yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan dan kehormatan diri, agama dapat membantu individu untuk menjauhkan diri dari godaan narkoba. Lebih dari itu, komunitas agama dapat menjadi tempat bagi para pecandu untuk mendapatkan dukungan moral dan spiritual dalam proses pemulihan mereka.
Komunitas agama juga dapat berperan sebagai agen perubahan dalam masyarakat, dengan menggalang kampanye anti-narkoba dan memberikan edukasi tentang bahaya narkoba. Para pemuka agama memiliki peran yang sangat strategis dalam menyampaikan pesan-pesan moral yang dapat menyentuh hati dan pikiran masyarakat, mendorong mereka untuk menjauhi narkoba dan memilih jalan hidup yang lebih sehat dan bermakna.
Namun, tanggung jawab ini tidak hanya terletak pada pemuka agama atau tenaga kesehatan saja. Masyarakat secara keseluruhan juga harus terlibat dalam upaya memberantas narkoba. Kita semua memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba, baik melalui edukasi, kampanye anti-narkoba, maupun dukungan kepada mereka yang sedang berjuang melawan kecanduan.
Pada akhirnya, narkoba bukanlah solusi atas masalah hidup, melainkan sumber dari masalah itu sendiri. Penggunaan narkoba adalah jalan gelap yang menjerumuskan manusia ke dalam kehancuran fisik, mental, dan spiritual. Dalam pandangan agama dan kesehatan, menjauhi narkoba adalah tindakan bijak yang tidak hanya menyelamatkan tubuh dan jiwa kita, tetapi juga menjaga keharmonisan sosial dan kesejahteraan bersama. Mari kita semua bersatu dalam upaya memberantas narkoba dan menciptakan masa depan yang lebih baik, di mana setiap individu dapat hidup dengan sehat, bermoral, dan penuh keberkahan.
Mengakhiri ketergantungan narkoba memang bukan hal yang mudah, tetapi bukan pula hal yang mustahil.
Dengan dukungan dari keluarga, komunitas, dan institusi keagamaan, serta kebijakan yang mendukung rehabilitasi dan pencegahan, kita dapat membantu mereka yang terjebak dalam narkoba untuk menemukan jalan keluar dan kembali ke kehidupan yang lebih bermakna. Narkoba adalah tantangan besar bagi kesehatan dan moralitas manusia, tetapi dengan usaha bersama, kita dapat menaklukkan tantangan ini dan membangun masyarakat yang bebas dari narkoba. (*)