PGRI SMAN 3 Bone Menyalakan Api Perubahan, Dari Iuran hingga Perjuangan Jam Mengajar

oleh -563 x dibaca

BONE, TRIBUNBONEONLINE.COM– Suasana penuh semangat menyelimuti Aula SMAN 3 Bone pada Selasa, 14 Oktober 2025, saat Kepala UPT SMAN 3 Bone, Drs. A. Abd. Gaffar, MM, secara resmi membuka kegiatan Rapat Anggota Ranting PGRI SMAN 3 Bone Masa Bakti 2025–2030.

Dengan mengusung tema “Transformasi PGRI Menuju Indonesia Emas: Guru Berdaya dan Berjaya”, kegiatan tersebut menjadi momentum penting bagi para guru untuk memperkuat komitmen organisasi dan memperjuangkan kesejahteraan tenaga pendidik.

Hadir dalam kegiatan ini jajaran pengurus PGRI Cabang Tanete Riattang, serta pengurus dan anggota Ranting PGRI SMAN 3 Bone. Agenda rapat meliputi laporan pertanggungjawaban (LPJ) pengurus ranting masa bakti sebelumnya, pemilihan pengurus baru, serta penyampaian berbagai kebijakan dan keputusan hasil konferensi PGRI di tingkat kabupaten dan cabang.

BACA JUGA:  Kakan Kemenag Bone Buka Matsama MTsN 3 Bone

Dalam arahannya, Nur Musbir, Wakil Ketua PGRI Cabang Tanete Riattang, memaparkan sejumlah poin penting hasil keputusan cabang dan kabupaten. Salah satunya mengenai penyesuaian iuran anggota yang kini meningkat dari Rp10 ribu menjadi Rp15 ribu per bulan.

Rinciannya, pembagian iuran tersebut yakni pusat Rp800, provinsi Rp1.600, kabupaten Rp6.300, serta cabang dan ranting Rp6.300.

Nur Musbir juga menyampaikan bahwa segala kebijakan dan rencana kerja PGRI Kabupaten Bone ke depan akan lebih diarahkan pada penguatan peran organisasi dalam memperjuangkan hak-hak guru, terutama di tengah dinamika regulasi pendidikan yang terus berubah.

Dalam sambutannya, Drs. A. Abd. Gaffar, MM menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi guru saat ini. Ia menilai, organisasi sebesar PGRI seharusnya mampu menjadi corong utama dalam memperjuangkan kesejahteraan dan keadilan bagi para tenaga pendidik.

BACA JUGA:  Semangat Baru Menggema MIN 8 Bone Sambut 85 Murid Baru

“PGRI boleh dikata sangat besar ada pengurus pusat, provinsi, hingga kabupaten. Tapi apa yang kita dapatkan sekarang? Apa yang nyata di depan mata kita?” ujar Gaffar dengan nada reflektif.

Ia menyoroti kebijakan yang melarang guru mengambil jam mengajar di luar sekolah, padahal banyak guru yang justru kekurangan jam mengajar.

“Ini harus diperjuangkan. Banyak guru yang terpental gara-gara persoalan peraturan menteri. Iuran mengalir, tapi kita belum merasakan feedback luar biasa dari organisasi,” tegasnya.

Gaffar berharap, pengurus ranting yang baru terpilih dapat membawa semangat baru dalam memperjuangkan aspirasi para guru.

“Organisasi ini harus menjadi corong kesejahteraan guru. Mari kita bekerja sama, semua ide dan gagasan harus diakomodir demi kemajuan bersama. Jangan ada faksi-faksi, mari bersatu. Pemimpin harus berani dikritik demi kemajuan organisasi,” pungkasnya.

BACA JUGA:  Langkah Awal di Rumah Kedua, SDIT Rabbani Kenalkan Lingkungan Sekolah ke 98 Peserta Didik Baru

Kegiatan ini bukan sekadar forum administratif, tetapi menjadi wadah refleksi dan konsolidasi bagi para pendidik di SMAN 3 Bone. Dengan semangat “Transformasi Menuju Indonesia Emas”, para guru diharapkan tidak hanya menjadi pelaksana pendidikan, tetapi juga penggerak perubahan dan penjaga marwah profesi guru.

Rapat anggota ranting tersebut diakhiri dengan pemilihan pengurus baru PGRI SMAN 3 Bone masa bakti 2025–2030, yang diharapkan mampu membawa energi baru dalam memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan para guru di lingkungan sekolah maupun di tingkat kabupaten. (Ag)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.