LIBURENG, TRIBUNBONEONLINE.COM–Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Riset sosial Humaniora (RSH) Huttange melakukan observasi di lokasi penelitian di Desa Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Tim PKM RSH Huttange yang diketuai oleh Irna Erviana dari Pendidikan Bahasa Indonesia bersama dengan rekan tim Ayunita dari pendidikan Bahasa Indonesia dan Astika Sari dari pendidikan Matematika didampingi oleh dosen pembimbing Andi Srimularahmah S.Pd, M.Pd melakukan observasi di lokasi mata air biru Huttange.
Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan data terkait dengan kondisi lokasi, budaya lokal, tradisi cemme passili di Huttang’e dan memecahkan motif yang mendasari tradisi ini yang dilakukan masyarakat setempat.
Dalam kegiatan observasi ini, tim PKM RSH Huttange berkesempatan untuk bertemu dan melakukan perizinan terkait riset yang akan dilakukan di Desa Ponre-Ponre, yaitu,
Kepala Desa Ponre-Ponre Andi Jamaluddin, ST.
Kepala Desa Ponre-Ponre memberikan informasi yang sangat berharga terkait dengan budaya lokal, lokasi tradisi cemme passili dan mata Air Huttang’e.
Observasi ini dilakukan dalam rangka penelitian bertajuk “Huttang’E Ritual Tolak Bala Cemme Pasilli Dalam Bingkai Motif Kepercayaan Turun Temurun atau Sekedar Motif Ekonomi?”.
Sebelum melakukan observasi, Tim PKM RSH Tim Huttange telah terlebih dahulu melakukan perizinan kepada pemerintah desa setempat. Observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi terkait media ritual tolak bala Cemme Pasilli yang dilakukan di Mata Air Biru Huttange.
Riset ini bertujuan untuk menelusuri makna dan motif di balik ritual tolak bala Cemme Pasilli yang dilakukan di mata air biru Huttange (Telaga Biru). Ritual ini merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk menolak bala dan membawa keberuntungan.
Tim PKM RSH Huttange terdiri dari Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bone yang memiliki minat terhadap budaya dan tradisi masyarakat. Dalam observasi hari ini, tim PKM RSH Huttange melakukan akan melakukan wawancara mendalam dengan key informan, para tokoh adat, pemuka agama, pemerintah Desa dan masyarakat setempat. Tim Huttang’e juga akan mengamati langsung pelaksanaan ritual tolak bala Cemme Pasilli dan mendokumentasikan berbagai aspek ritual tersebut.
Irna Erviana selaku ketua tim PKM RSH Huttange menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran kegiatan observasi ini. “Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Kepala Desa Ponre-Ponre yang telah memberikan izin melakukan riset di mata Air Huttang’e serta memberikan informasi yang sangat berharga . Kami juga berterima kasih kepada masyarakat setempat yang telah menyambut kami dengan hangat,” ujarnya, Ahad (16/06/2024).
Tim PKM RSH Huttange berharap dengan penelitian ini, mereka dapat memahami makna dan motif di balik ritual Cemme Pasilli dengan lebih baik. Tim juga ingin mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang budaya dan tradisi masyarakat di Desa Ponre-Ponre.
Data dan informasi yang diperoleh dari observasi ini akan dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang motif di balik ritual tolak bala Cemme Pasilli. Apakah ritual ini didasari oleh kepercayaan turun temurun atau sekadar motif ekonomi?
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, khususnya dalam menjaga dan melestarikan budaya dan tradisi mereka. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang makna dan motif di balik ritual Cemme Pasilli.(Red)