BONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UNIM) Bone kembali menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang nasional Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) 2025. Tim yang diketuai oleh Jasnim dengan anggota Rini dan Nita, serta dosen pendamping Dr. Andi Suwarni, S.Pd., M.Hum, sukses meraih pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) melalui inovasi kreatif bertajuk EcoShade produk fashion The Dye yang ramah lingkungan dengan corak khas Bugis berbasis pewarna alami dari tumbuhan lokal.
EcoShade hadir sebagai solusi atas permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh industri tekstil konvensional, terutama penggunaan zat kimia sintetis dalam proses pewarnaan kain. Mengusung konsep eco-fashion dan slow fashion, tim EcoShade mengembangkan teknik pewarnaan berbasis natural pigment botanical yang diekstrak dari kulit bawang merah, kulit buah naga, daun pandan, kunyit, dan kayu manis. Pewarna alami ini kemudian digunakan untuk menciptakan motif Bugis seperti aksara lontara yang diaplikasikan ke berbagai produk fashion seperti jilbab dan syal.
Lebih dari sekadar produk, EcoShade juga membawa misi pemberdayaan melalui pelatihan kepada komunitas perempuan muda di Bone, khususnya pelaku UMKM di bidang kerajinan tekstil. Dalam kegiatan ini, tim tidak hanya memperkenalkan teknik pewarnaan alami, tetapi juga mengajarkan desain kreatif berbasis budaya yang bernilai jual tinggi menggabungkan nilai tradisi dan tren kontemporer.
Rektor Universitas Muhammadiyah Bone, Dr. H. Muhammad Jafar menyampaikan apresiasi yang tinggi atas capaian ini. Ia menyebut EcoShade sebagai representasi nyata semangat inovasi mahasiswa dalam menghadirkan produk yang berpihak pada lingkungan dan budaya lokal. “Inovasi ini mencerminkan kepedulian generasi muda terhadap kelestarian lingkungan dan pelestarian budaya. Kami sangat mendukung agar EcoShade terus dikembangkan hingga menjadi produk unggulan Sulawesi Selatan,” tuturnya.
Keberhasilan ini juga tak lepas dari dukungan EPICENTRUM UNIM Bone serta tokoh-tokoh pembina dan pendamping seperti Eko Budiyanto, Nurlia, Andi Nurannisa, Sartika Sari Dewi, Yulita, dan Adji Syaifullah, yang telah memberikan motivasi, bimbingan, dan pendampingan teknis selama proses pengembangan program hingga tahap implementasi.
Dengan EcoShade, mahasiswa UNIM Bone membuktikan bahwa warisan budaya dan sumber daya alam lokal dapat menjadi fondasi kuat untuk menciptakan produk fashion yang tidak hanya indah, tetapi juga berkelanjutan. Harapannya, inovasi ini menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berkreasi dari akar budaya mereka sendiri dan membawa perubahan positif bagi masyarakat serta lingkungan. (*)