SINJAI, TRIBUNBONEONLINE.COM–Indeks Perkembangan Harga (IPH) pekan pertama Mei 2025 di Sulawesi Selatan menunjukkan penurunan di sebagian besar kabupaten, termasuk Kabupaten Sinjai.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan yang diolah dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) milik Kementerian Perdagangan RI, IPH menurun signifikan di 13 dari 16 kabupaten yang tercatat.
Hal ini dibenarkan Kepala BPS Sinjai, Syamsuddin, Senin (5/05/2025).
“Penurunan IPH terdalam di Toraja Utara dengan -2,44 poin, diikuti oleh Barru -2,35, Takalar -2,27 dan Sinjai -2,13,” kata Syamsuddin.
Syamsuddin mengatakan, hanya dua kabupaten yang mencatat kenaikan IPH, yakni Pinrang (0,13) dan Gowa (0,11).
Menurut mantan Kepala BPS Kotamobagu itu, komoditas pangan paling berkontribusi terhadap gerakan harga di Sulsel adalah daging ayam ras, cabai rawit dan cabai merah. Di beberapa kabupaten, penurunan IPH dipicu turunnya harga daging ayam ras yang dalam, seperti di Luwu -1,87, Kepulauan Selayar -1,24 dan Soppeng -1,23 poin.
Sementara itu, cabai rawit tercatat sebagai komoditas dengan fluktuasi harga tertinggi di delapan kabupaten, antara lain Maros, Tana Toraja, Soppeng, Luwu Utara, dan Barru. Adapun cabai merah menjadi penyumbang utama fluktuasi di lima wilayah lainnya.
Nilai koefisien variasi (CV) yang mencerminkan tingkat fluktuasi harga, tertinggi terjadi di Barru dengan 0,1789, diikuti Soppeng (0,1283) dan Pangkep (0,1234), menunjukkan harga komoditas di daerah-daerah ini sangat labil.
Menurut BPS, Kondisi ini mencerminkan masih rentannya harga pangan di Sulsel terhadap dinamika pasokan dan permintaan. Pemerintah daerah diimbau untuk memperkuat sistem distribusi dan cadangan pangan guna menekan gejolak harga, terutama menjelang hari besar keagamaan dan musim panen. (LSee)







