WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Setelah 32 tahun mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Kepala SMAN 13 Bone, Drs. Hamzah, MM, akan memasuki masa pensiun pada tahun ini. Perjalanan panjangnya di dunia pendidikan dimulai pada tahun 1993 sebagai guru teknik keterampilan di SMA PGRI Bone.
Selama sekitar 10 tahun mengajar di SMA PGRI Bone, Hamzah dikenal sebagai sosok serba bisa. “Waktu itu, kekurangan guru membuat saya harus mengajar berbagai mata pelajaran,” kenangnya. Pengabdian tersebut membentuk dasar kuat untuk kariernya di bidang pendidikan.
Pada tahun 2004, ia dimutasi menjadi pengawas SMP di Kabupaten Bone. Selama lima tahun menjabat, ia membina puluhan SMP, baik negeri maupun swasta. Salah satu pengalaman paling berkesan baginya adalah saat membina SMP swasta di daerah Tabbae. “Jalanan waktu itu belum semulus sekarang, bahkan saya harus mendorong motor untuk bisa sampai ke sana. Tapi semangat masyarakat akan pendidikan sangat luar biasa,” ujarnya.
Tahun 2009, ia kembali ke sekolah sebagai tenaga pendidik di SMAN 1 Ulaweng yang kini dikenal sebagai SMAN 15 Bone. Kariernya sebagai kepala sekolah dimulai pada 2014 di sekolah yang sama. Kemudian, pada tahun 2017, ia dipercaya memimpin SMAN 18 Bone (dahulu SMAN 1 Cina), disusul mutasi ke SMAN 30 Bone di Kecamatan Palakka pada 2019. Akhir tahun 2022, ia resmi menjabat sebagai Kepala SMAN 13 Bone.
Selama hampir tiga tahun memimpin SMAN 13 Bone, Drs. Hamzah memprioritaskan peningkatan kualitas siswa, khususnya mendorong mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Belajar, belajar, dan belajar adalah kunci utama peningkatan kualitas SDM,” tegasnya.
Di bawah kepemimpinannya, SMAN 13 Bone berhasil mempertahankan akreditasi A, menjadi sekolah Adiwiyata Nasional bersama SMAN 5 Bone, serta mencatat berbagai prestasi akademik dan non-akademik. Yang paling membanggakan, dalam tiga tahun terakhir jumlah siswa yang lolos bebas tes ke perguruan tinggi negeri terus meningkat. Bahkan tahun lalu, SMAN 13 Bone bersama SMAN 1 Bone menjadi sekolah tujuan utama calon siswa baru.
Menyikapi perubahan sistem zonasi dari tingkat kecamatan ke kelurahan tahun ini, Hamzah tetap optimis. “Memang kami kehilangan beberapa zona dalam jalur zonasi, tapi masih ada jalur prestasi, afirmasi, dan perpindahan orang tua yang bisa dimanfaatkan,” jelasnya.
Ia juga mengajak lulusan SMP dan sederajat untuk memilih SMAN 13 Bone sebagai tempat melanjutkan pendidikan. “Kami punya branding sebagai sekolah ramah anak, sekolah sehat, dan sekolah Adiwiyata. Mari bersama-sama kita bangun dan benahi SMAN 13 Bone,” ajaknya.
Menutup masa pengabdiannya, Hamzah menyampaikan apresiasi mendalam kepada pemerintah. “Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Bupati Bone dan Bapak Gubernur Sulawesi Selatan atas perhatian dan keberpihakan yang tinggi terhadap kemajuan pendidikan di Bone, Sulawesi Selatan, dan Indonesia secara umum,” pungkasnya. (Ag)