WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM– Pada Kamis, 24 Oktober 2024, ICRAF Indonesia melalui kegiatan riset aksi Land4lives bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bone gelar Muatan Lokal (Mulok) untuk Ketahanan Iklim Kabupaten Bone “Bentang Lahan Berkelanjutan Untuk Penghidupan Berketahanan Iklim di Indonesia” yang berlangsung di Ballroom Hotel Helios Jl.Langsat Watampone.
Tim pengembang yang dibentuk oleh Disdik telah merampungkan dokumen kurikulum, capaian pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan contoh modul ajar untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar di sekolah uji coba. Mulok Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim akan diuji coba di 18 SD dan 15 SMP di Bone.
Kegiatan ini dibuka secara resmi Pj Bupati Bone/diwakili Pj.Sekda Bone Drs.Andi Fajaruddin,MM sekaligus Peluncuran Uji Coba Mulok Pangan Lokal untuk Ketahanan Iklim di Kabupaten Bone didampingi Kepala Bappeda Bone Dr.Ade Fariq Ashar, S.STP.,M.Si.
Kegiatan ini memiliki makna yang sangat strategis, terutama dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan yang terintegrasi dengan tantangan lingkungan global. Sebagaimana kita ketahui bersama, perubahan iklim adalah salah satu isu yang berdampak pada berbagai Sektor, termasuk sektor pangan. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memperkuat ketahanan pangan yang berkelanjutan dan relevan dengan kondisi lokal.
Pj.Sekda Bone Drs.Andi Fajaruddin,MM dalam sambutannya menyampaikan, “kami mengapresiasi inisiatif luar biasa ini, yang merupakan hasil dari kerja sama antara lembaga penelitian ICRAF dan dukungan pendanaan dari pemerintah Kanada melalui kegiatan riset aksi Land4lives. Kerja sama ini tidak hanya mendukung ketahanan iklim, tetapi juga memperkuat peran pendidikan dalam membentuk generasi yang peduli terhadap keberlanjutan pangan lokal,” ungkapnya
“Kemudian melalui bimtek ini para guru di sekolah uji coba diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan konsep muatan lokal terkait pangan yang berkelanjutan, yang akan menjadi bekal bagi generasi muda kita untuk menghadapi tantangan perubahan iklim di masa depan. Muatan lokal yang kita perkenalkan bukan hanya sekedar materi pembelajaran, tetapi juga menjadi gerakan nyata untuk memberdayakan masyarakat melalui edukasi yang berbasis pada kekayaan pangan lokal yang kita miliki,” tambahnya
“Sebagai bagian dari masyarakat yang agraris, kota menyadari pentingnya ketahanan pangan di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin nyata. Oleh karena itu, pengenalan muatan lokal pangan kepada para siswa melalui guru-guru yang terlatih akan memberikan dampak jangka panjang bagi kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan pangan lokal. Para guru yang hadir di sini adalah agen perubahan yang akan menanamkan pengetahuan ini kepada generasi muda,” terang Pj.Sekda Bone
Sementara Kepala Bappeda Bone Dr.Ade Fariq Ashar,S.STP.,M.Si dalam sambutannya menyampaikan, “Indikator kinerja utama pemerintahan daerah kita indeks pembangunan manusia khususnya harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah sudah mengalami peningkatan 3 poin. Ini menandakan bahwa dulunya kalau saya ditanya selaku kapasitas saya sebagai Kepala Bappeda, kenapa IPM kita selalu nomor 23 dari 24 Kabupaten di Sulawesi Selatan, hari ini saya bisa menjawab tahun ini berdasarkan rilis BPS peningkatan indeks pembangunan manusia di Kabupaten Bone adalah yang terbaik di Sulawesi Selatan. karena apa kita mampu meningkatkan yang menjadi indikator yaitu harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah melalui inovasi di bidang pendidikan yaitu gerakan lisu massikola yang tentu saja implementasi teknisnya ada di jajaran Dinas Pendidikan,” jelasnya.
“Terima kasih untuk semuanya kegiatan ini mudah-mudahan bisa kita melakukan hal lompatan jauh untuk ke depan. Kepada jajaran pendidikan hari ini kita bisa berbangga karena kerja keras cerdas kita semuanya indeks pembangunan manusia Kabupaten Bone mengalami pelompatan 3 poin dan berhasil melampaui target RPJMD,” ucapnya.
Selanjutnya, Muhammad Syahrir selaku Koordinator Provinsi Sulsel ICRAF Indonesia Land4lives mengatakan, “kami dari ICRAF Indonesia ini berkomitmen bagaimana sehingga Pemerintah Sulawesi Selatan dan Kabupaten Bone punya kepedulian terhadap isu-isu perubahan iklim yang ada saat ini, seperti kita ketahui bahwa salah satu dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim adalah adanya ketahanan pangan jadi akses ke tahanan pangan yang semakin berkurang begitu. Pada kesempatan ini kami dari ICRAF dengan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bone dalam hal ini Dinas Pendidikan bersama-sama bagaimana menguatkan sehingga pangan lokal itu bisa menjadi pengurus taman di dalam penyusunan kurikulum pendidikan,” tuturnya
“Harapan kami, bahwa anak-anak kita yang di tingkat sekolah yang tentu saja menjadi salah satu yang terkena dampak dari perubahan iklim ini bisa kita minimalisasi. Adanya penyusunan kurikulum muatan lokal ini, tentu saja menjadi upaya bagaimana kita melakukan adaptasi terhadap isu-isu perubahan iklim yang saat ini semakin menguat,” pungkasnya
Untuk diketahui, sebanyak 33 sekolah di Kabupaten Bone akan melaksanakan uji coba muatan lokal (Mulok) yaitu 18 Sekolah Dasar (SD) dan 15 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Program ini merupakan inisiatif dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bone belerjasama dengan ICRAF Indonesia melalui kegiatan riset-aksi Land4lives, dengan tujuan untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat Bone di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin nyata. (yas89)