WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Sejak diumumkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dibawah naungan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pengabdian Masyarakat yang mendapatkan pendanaan tahun 2023 getol bantu pemuda putus sekolah meningkatkan skill-nya melalui olah akar bambu menjadi Biofertilizer yang ramah lingkungan. Selama ini, akar bambu dibiarkan begitu saja tanpa pengolahan yang berarti khususnya di Desa Balle dan sekitar Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu. Manfaat yang terabaikan inilah menjadi dasar Tim PKM yang digawangi oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UNIM) Bone yaitu Andi Ferina Herbourina Bonita, Adji Syaifullah dan A.Ruums Syams Cakra berjuang untuk memberdayakan pemuda putus sekolah untuk memanfaatkan secara maksimal akar bambu menjadi emas coklat atau pupuk organik cair (Biofertilizer).
Pelaksanaan PKM ini diawali dengan sosialisasi melalui Focus Group Discussion (FGD) antara Mitra, Pemerintah, Masyarakat dan Tim Mahasiswa PKM Bersama dengan unsur akademika yaitu Dosen Pendamping. Tahapan selanjutnya dilakukan preparasi bahan baku hingga pengenalan tahapan-tahapan yang akan dilakukan melalui Teknik fermentasi yang lebih murah dan mudah direplikasi.
“Awalnya kami ingin berdayakan pemuda putus sekolah sekaligus menghilangkan stigma pemuda putus sekolah dimasyarakat hingga kami menganalisa potensi yang dimiliki pemuda putus sekolah baik secara personal maupun sumber daya alam yang dimiliki yang bersentuhan langsung dengan kehidupannya. Akahirnya kami memilih tanaman bambu, yakni akar bambu untuk diolah dengan sentuhan proses fermentasi untuk memperoleh pupuk ramah lingkungan (Biofertilizer),” kata Andi Ferina sebagi Ketua Tim, Sabtu 12 Agustus 2023.
Kemampuan akar bambu sebagai Biofertilizer tidak diragukan lagi sebab bakteri perakaran pada akar bambu yang disebut sebagai Rhizobakter dapat dimanfaatkan menjadi Plant Promoting Growth Rhizobacter (PGPR) yang mampu memberikan kekuatan pada akar tanaman, memberikan nutrisi, meningkatkan pemenuhan Nitrogen serta Fosfor yang bersimbiosis dengan Mikoriza pada akar, sehingga cara ini akan mampu mengurangi penggunaan pupuk oleh petani yang dirasakan beberapa petani semakin terbatas dalam pemenuhannya.
Pemanfaatan akar bambu ini diharapkan menjadi momen awal bagi petani tidak hanya di Desa Balle serta Keluarahan Palattae, namun seluruh petani di Bone untuk dapat memanfaatkan alam khususnya akar bambu yang telah lapuk menjadi emas coklat yang memiliki sejuta manfaat. (Ril/Irfan)