Wakil Pimpinan Pesantren Al-Ikhlas Jadi Pembicara Kelas Literasi di MAN Luwu Utara

oleh -274 x dibaca

LUWU UTARA, TRIBUNBONEONLINE.COM– Semangat literasi kembali menyala di lingkungan madrasah. Wakil Pimpinan Pesantren Al-Ikhlas, Dr. Asriady, hadir sebagai pembicara utama dalam Kelas Literasi yang digelar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Luwu Utara, Senin, 22 September 2025.

Kegiatan ini menjadi wadah penting dalam menumbuhkan budaya membaca dan menulis di kalangan siswa, sekaligus mengakomodir minat literasi di madrasah.

Turut hadir Kepala MAN Luwu Utara, Nur Najemah, yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini.

Menurutnya, literasi adalah kunci mencerdaskan anak bangsa dan langkah nyata untuk mencetak generasi unggul. “Madrasah harus menjadi pusat lahirnya karya dan gagasan besar dari anak-anak kita,” ujarnya penuh semangat.

BACA JUGA:  Blue Light Patrol Satlantas Polres Bone Tingkatkan Keamanan Lalu Lintas di Malam Hari

Kegiatan ini juga merupakan hasil kolaborasi dan inisiasi dari BKMT Luwu Utara yang dipimpin Hj. Harifah DM, yang selama ini aktif mendorong gerakan pendidikan dan pemberdayaan generasi muda di daerah.

Dr. Asriady dalam pemaparannya menegaskan, “Literasi adalah jalan sunyi, sekaligus tradisi yang harus ditumbuhkembangkan oleh siswa. Menulis bukan hanya tentang kata, tetapi tentang meninggalkan jejak sejarah.”

Suasana inspiratif juga lahir dari ananda Arfan Fayyat Sadewo, siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Ujung Bone, yang sudah berhasil menulis dan menerbitkan bukunya berjudul Kemilau Permata di Balik Tembok Suci melalui penerbit Alinea Indonesia. Karya tersebut lahir berkat bimbingan intens dari Dr. Asriady, sekaligus menjadi bukti nyata bahwa semangat literasi bisa diwujudkan sejak usia muda kelas II MTS.

BACA JUGA:  Hebat, Melalui Aspirasi DPR RI Komisi VII Andi Yuliani Paris Bersinergi Dengan BPH Migas, Ini Harapannya!

Gerakan literasi ini sejalan dengan gagasan 1 Guru 1 Buku dan 1 Siswa 1 Buku yang terus dikampanyekan Dr. Asriady. Ia menutup motivasinya dengan ajakan penuh makna, “Mari menulis, mari berkarya, sebab tulisan adalah nafas sejarah.”

Kelas literasi ini bukan hanya kegiatan belajar menulis, melainkan langkah besar menuju lahirnya generasi madrasah yang cerdas, berkarakter, dan siap mencatatkan sejarah dengan tinta emas karya mereka. (*/dar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.