WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UNIM) Bone dalam ajang bergengsi Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) tahun 2025. Tim mahasiswa dari UNIM Bone berhasil lolos pendanaan resmi dari Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui inovasi unggulan berbasis potensi lokal, yakni Ketukeboom!—insektisida alami dari kulit langsat (Lansium domesticum) yang diformulasikan sebagai solusi pengendali kutu ayam (Menacanthus stramineus) secara efektif dan ramah lingkungan. Tim ini dipimpin oleh Muh. Afdal Ramadhan dengan anggota Nurul Musahira dan Riska, serta dibimbing oleh dosen pendamping Dr. Andi Srimularahmah, S.Pd., M.Pd. Inovasi ini lahir dari keresahan para peternak lokal terhadap tingginya angka infestasi kutu ayam yang berdampak buruk pada produktivitas, kesehatan unggas, dan efisiensi ekonomi peternakan rakyat di Kabupaten Bone.
Produk Ketukeboom! hadir sebagai bentuk pemanfaatan limbah kulit langsat yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal, menjadi formula aktif yang mengandung senyawa bioaktif berfungsi sebagai pengusir kutu alami. Melalui metode ekstraksi berbasis etanol dan formulasi nanospray cair, produk ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga aman digunakan oleh peternak skala kecil karena bebas dari residu bahan kimia berbahaya. Kemasan modern dalam bentuk botol spray 250 ml dilengkapi label informatif menjadikan produk ini praktis dan mudah diaplikasikan. Selain menawarkan solusi praktis, Tim PKM-K UNIM Bone juga menjalankan program edukatif bersama mitra peternak di wilayah Bone, melakukan pemeriksaan langsung terhadap ternak, serta memberikan pemahaman cara penggunaan produk secara aman dan efektif.
Rektor Universitas Muhammadiyah Bone, Dr. H. Muhammad Jafar menyambut positif capaian ini dengan penuh apresiasi, menyebut Ketukeboom sebagai bentuk nyata semangat kewirausahaan mahasiswa yang mampu menyelaraskan inovasi, nilai ekologis, dan potensi lokal dalam satu produk yang solutif. Pihak universitas menyatakan dukungan penuh terhadap pengembangan produk ini ke tahap lebih lanjut, termasuk menuju pasar komersial. Harapan besar disematkan agar keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain di seluruh Indonesia untuk terus berinovasi memanfaatkan sumber daya lokal yang selama ini terabaikan, dan menjadikan produk seperti Ketukeboom! sebagai ikon insektisida organik unggulan dari Sulawesi Selatan. Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya disampaikan kepada EPISENTRUM UNIM BONE, serta tokoh-tokoh pendukung seperti Eko Budiyanto, Nurlia, Andi Nurannisa, Sartika Sari Dewi, Yulita, dan Adji Syaifullah atas dukungan, motivasi, serta bimbingan selama proses pengembangan program dan penyusunan inovasi ini. (*)