BONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Aroma kopi hangat, obrolan hangat, dan dialog yang menggugah semangat perubahan mewarnai Jumat malam, 30 Mei 2025 di Rumah Jabatan Wakil Bupati Bone. Acara bertajuk “Coffee Break 100 Kerja BerAmal” ini bukan sekadar pertemuan biasa. Ia menjadi ruang terbuka penuh energi antara kepemimpinan BerAmal (Andi Asman Sulaiman – Andi Akmal Pasluddin) dengan kalangan perguruan tinggi, akademisi, praktisi, hingga organisasi masyarakat.
Dalam suasana yang cair namun penuh makna, berbagai kritik dan saran mengalir deras. Namun yang paling mencolok bukan hanya tajamnya kritik, tetapi bagaimana semuanya dijawab secara nyata melalui kerja-kerja konkret selama 100 hari kepemimpinan BerAmal. Kritik bukan dijawab dengan kata, tapi karya.
Dr. Awaluddin, akademisi dari Universitas Cahaya Prima, membuka wacana dengan harapan besar: Bone tidak bisa hanya bertumpu pada APBD. “Banyak peluang besar yang belum disentuh. Termasuk peran pihak swasta dan perguruan tinggi,” ujarnya lugas. Ia mengungkapkan, saat ini Rp2 miliar dana hibah penelitian masuk ke Bone. “Kami ingin berkontribusi, tapi seolah tak terlihat. Padahal Balitbanda seharusnya bisa ikut terlibat,” tegasnya.
Sementara dari sisi praktisi, Djunaid Umar yang dikenal dengan sebutan Doktor Lorong menyoroti target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ambisius, dari Rp300 hingga Rp500 miliar. “Jangan sampai target ini hanya angan di atas kertas. Realisasi rendah, ujungnya kontraktor menangis karena pekerjaan selesai tapi tidak dibayar,” ungkapnya dengan nada prihatin.
Namun kritik itu bukan diabaikan. Pemerintah Kabupaten Bone justru menjawabnya dengan kerja. Transparansi anggaran dan optimalisasi sektor pajak dan retribusi kini menjadi perhatian utama. Mekanisme pembayaran proyek juga diperbaiki agar tidak terjadi keterlambatan fatal.
Dr. Andi Sugirman, MH dari IAIN Bone, memberikan apresiasi sekaligus sorotan tajam. “Baru kali ini saya mengikuti dialog publik semacam ini selama 15 tahun kepemimpinan sebelumnya,” katanya.
Sugirman menyoroti persoalan mobil truk pengangkut barang yang sering membongkar muatan di tengah kota. Menurutnya, jika mimpi besar BerAmal berupa pelabuhan peti kemas terwujud, maka Bone juga harus menyiapkan jalan tol sebagai penyangga. “Kalau tidak, jalan-jalan kota tak akan bertahan lama,” ujarnya.
Ia juga menyentuh aspek yang lebih fundamental pendidikan dan kesehatan. “Saya minta komitmennya malam ini. Tidak boleh ada warga Bone yang tidak sekolah atau tidak berobat hanya karena tidak mampu atau karena kartu BPJS tidak aktif. Ini amanat konstitusi!” katanya dengan nada tegas.
Tak hanya itu, ia mendorong Bone menjadi Pusat Budaya. Tradisi lokal seperti Mallanca, Massempe, Maggiri, hingga Mattompang Arajang harus dikenal dunia. “Bone harus punya karakter, harus punya identitas,” tandasnya. Ia juga mengusulkan pengembangan wisata bahari dengan menjadikan Tanjung Palette sebagai titik awal rute wisata ke pantai-pantai lainnya seperti Pantai Tete, dengan layanan kapal wisata yang profesional.
Tak semua kritik itu dibantah. Tidak pula dijawab dengan retorika. Yang dilakukan adalah mendengarkan, mencatat, dan memperlihatkan rekam jejak 100 hari kerja BerAmal. Mulai dari seragam sekolah gratis, layanan kesehatan proaktif, penguatan layanan publik, hingga pengembangan ekonomi kreatif semuanya menjadi langkah nyata menjawab harapan masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Bone, Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, MM, mengungkapkan bahwa salah satu langkah strategis yang kini diambil adalah refocussing atau relokasi anggaran. Langkah ini bukan tanpa alasan. “Refocussing ini dilakukan agar APBD Bone lebih tepat sasaran. Kami ingin memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan benar-benar berdampak untuk rakyat,” ungkapnya.
Lebih jauh, ia mengajak seluruh pihak, termasuk sektor swasta dan perguruan tinggi, untuk terlibat aktif dalam pembangunan daerah. “Dengan kebesaran hati, berAmal terbuka. Bahkan kami menginisiasi pembentukan Yayasan Membangun Bone. Pengusaha bisa berkontribusi membangun Bone, dan saya sepakat bahwa kampus harus menjadi bagian dari ekosistem pembangunan,” tegasnya.
Salah satu sorotan penting yang menjadi perhatian publik adalah kedisiplinan aparatur sipil negara (ASN). Akmal tak segan menyinggung realita di lapangan. “Banyak keluhan masyarakat soal ASN yang malas masuk kantor, padahal digaji oleh negara. Ini yang sedang kita benahi,” katanya.
Sebagai bentuk keberpihakan kepada ASN yang bekerja dengan baik, berAmal juga menunaikan janji kampanye dengan mengembalikan Tunjangan Tambahan Penghasilan (TPP). “Meski hanya 40 persen karena keterbatasan anggaran, tapi ini bukti kepedulian pemerintah terhadap hak ASN. Bahkan utang-utang pemda kita mulai tuntaskan,” tambahnya.
Di bidang penegakan hukum, Wakil Bupati menegaskan posisi tegas pemerintah terhadap narkoba. “Narkoba adalah musuh kita semua. Kalau ada pejabat yang terlibat, harus diberhentikan dari jabatannya. Kita ingin Bone bersih dari narkoba,” tegasnya.
Wakil Bupati Bone mengapresiasi keberhasilan Kabupaten Sidrap dalam sistem pengelolaan pajak daerah. Ia menilai pendekatan non-tunai yang diterapkan Sidrap adalah model yang patut dicontoh.
“Saya mau belajar ke Sidrap. Kita di Bone masih banyak restoran dan rumah makan serta caffe yang tidak bayar pajak. Maka kita akan maksimal dalam menambah sektor pajak lain,” katanya. Ia optimis bahwa target Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp500 miliar dapat dicapai. “Belanja tidak penting akan kita nomor duakan. Jangan khawatir soal defisit, semua kita kaji dan sesuaikan dengan belanja. Kenapa Bone sering defisit? Karena kita tidak disiplin anggaran,” tegasnya.
Wabup Akmal juga mengungkapkan sejumlah program prioritas dalam 100 hari kerja, termasuk seragam gratis sebagai realisasi janji politik. “Saya tegaskan, tidak ada lagi anak putus sekolah karena persoalan biaya. Sekolah rakyat akan hadir untuk masyarakat kurang mampu. Kita akan kombinasikan semua potensi,” tegasnya.
Di sektor kesehatan, ia mendorong peningkatan pelayanan. “Tidak ada alasan untuk tidak melayani. Semua masalah kita inventarisasi. Intinya jangan menghindari masalah, tapi cari solusinya,” tukasnya.
Mimpi Besar Bone sebagai Kawasan Industri dan Wisata Budaya
Salah satu rencana besar yang tengah digodok adalah pembangunan Pelabuhan Peti Kemas di Pattiro. “Jika pelabuhan itu terbangun, pusat industri akan kita arahkan ke sana. Tidak ada lagi truk bongkar muatan di dalam kota,” paparnya. Dengan langkah ini, pusat kota akan lebih tertata, dan kawasan industri akan tumbuh di wilayah yang lebih tepat guna.
Tak hanya itu, kawasan wisata Pantai Palette juga masuk dalam radar perhatian. “Kita sudah usulkan ke Kementerian Pariwisata, rencananya akan dibuat pasir buatan. Termasuk Bola Soba, sebagai simbol budaya Bone tetap jadi prioritas, meskipun harus disesuaikan dengan kemampuan anggaran,” jelasnya.
Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., MM mengungkapkan komitmennya dalam membangun Kabupaten Bone ke arah yang lebih baik. Meski baru menjabat selama 100 hari, berbagai langkah strategis telah ia tempuh dengan tujuan utama: menjadikan Bone lebih maju, mandiri, dan sejahtera.
“Kepercayaan ini tidak akan saya sia-siakan. Sejak hari pertama saya diamanahkan sebagai Bupati Bone, yang ada dalam benak saya hanya satu: bagaimana Bone bisa lebih baik,” ujar Andi Asman dengan tegas.
Langkah awal yang diambil Bupati bukan hanya menggugah semangat birokrasi di tingkat kabupaten, tetapi juga menjalin sinergi kuat dengan pemerintah provinsi dan pusat. Ia menyadari bahwa ketergantungan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten saja tidak akan cukup untuk menjawab kebutuhan pembangunan.
“Kita tidak bisa mandiri kalau hanya mengandalkan APBD kabupaten. Semua lini kita manfaatkan. Baik dari pusat maupun provinsi. Kami aktif membangun komunikasi dan menjalin kemitraan untuk mendatangkan program dan bantuan ke Bone,” jelasnya.
Selama 100 hari kepemimpinannya, Andi Asman telah menunjukkan pendekatan inklusif dan kolaboratif. Ia tidak segan turun langsung ke lapangan, berdialog dengan masyarakat, dan memastikan bahwa aspirasi warga menjadi bagian dari kebijakan pemerintah daerah.
“Berikan kami kesempatan untuk bekerja. Dukung kami, dan mari kita bersama-sama bersinergi membangun Bone,” tambahnya, sembari mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam pembangunan daerah.
Bupati Bone ini memang bukan sosok baru di pemerintahan. Dengan latar belakang birokrat dan pengalaman panjang dalam sektor pertanian dan perkebunan, ia memahami betul tantangan serta potensi yang dimiliki daerahnya.
Kini, 100 hari telah menjadi tonggak awal kepemimpinan Andi Asman Sulaiman. Sebuah perjalanan yang masih panjang, tetapi telah dimulai dengan langkah yang mantap dan arah yang jelas. Bone, di bawah kepemimpinannya, bergerak menuju masa depan yang lebih baik bersama, bersatu, dan bersinergi. (Ag)