BONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Kabupaten Bone kembali menorehkan tinta emas dalam lembar sejarah pemerintahannya. Di bawah kepemimpinan H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., M.M. dan Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, S.P., M.M., jargon BerAmal (Bersama Andi Asman dan Akmal) kini tak lagi sekadar slogan kampanye ia telah menjelma menjadi kerja nyata, menyentuh banyak aspek kehidupan masyarakat.
Tanggal 27 Mei 2025 menjadi salah satu babak penting dalam perjalanan pemerintahan mereka. Pada hari itu, Pemerintah Kabupaten Bone kembali meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2024 dari BPK RI Perwakilan Sulawesi Selatan. Di tengah arus ketidakpercayaan publik terhadap banyak birokrasi, capaian ini menjadi sinyal terang: tata kelola di Bone berjalan secara transparan, akuntabel, dan berpihak kepada rakyat.
Namun, WTP bukan satu-satunya torehan penting hari itu. Di sektor pertanian denyut nadi ekonomi Bone pemerintah mendistribusikan 202 unit hand traktor, 429 unit pompa air, dan 29 unit combine harvester kepada kelompok tani. Bukan simbol, tapi alat kerja nyata bagi para petani untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan.
“Kami tidak ingin rakyat Bone hanya mendengar janji, tapi merasakan bukti,” ungkap Bupati Andi Asman.
Di sektor pelayanan publik, visi BerAmal pun menjangkau langsung masyarakat pelosok. Melalui program 100 hari kerja, layanan administrasi kependudukan kini tersedia di lima kecamatan: Lappariaja, Dua Boccoe, Mare, Kahu, dan Tanete Riattang Barat. Warga tak perlu lagi menempuh perjalanan jauh ke pusat kota hanya untuk mengurus KTP atau KK.
Di bidang pendidikan, komitmen terhadap keadilan sosial tampak dalam pembagian 20.000 pasang seragam gratis untuk siswa SD dan SMP. Langkah sederhana namun menyentuh, terutama bagi keluarga kurang mampu. Tak kalah penting, dua unit Sekolah Rakyat mulai dibangun di Kota Watampone dan Desa Mappesangka diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, lengkap dengan sistem berasrama dan biaya pendidikan ditanggung penuh oleh pemerintah.
Sementara itu, Aparatur Sipil Negara (ASN) bisa menarik napas lega. Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) yang tertunda, akhirnya cair selama empat bulan sekaligus, menumbuhkan kembali semangat pengabdian para abdi negara.
Langkah besar juga diambil dalam upaya memperkuat ketahanan pangan. Pemerintah mengalokasikan Rp500 juta untuk pengembangan penangkaran benih lokal pada musim tanam April–September 2025. Dari target 73 hektar, 30 hektar lahan telah disiapkan sebagai pionir swasembada benih.
Transformasi besar lainnya tampak dari sektor infrastruktur. Jika sebelumnya alokasi untuk jalan dan jembatan hanya menyentuh angka Rp6,5 miliar, kini nilainya melonjak menjadi ratusan miliar rupiah. Dana ini bersumber dari APBD, Kementerian PUPR, hingga bantuan Provinsi Sulsel. Dampaknya bukan hanya perbaikan fisik, tetapi aksesibilitas yang mempercepat roda ekonomi.
Bandara Arung Palakka tak luput dari perhatian. Rencana pengembangan bandara agar dapat didarati pesawat berbadan besar seperti Boeing kini sedang dalam proses. Impian masyarakat Bone untuk terbang langsung ke Jakarta atau Surabaya bukan lagi mimpi kosong.
Di wilayah pesisir, TPI Lonrae tengah diperbaiki, pelabuhan ditingkatkan, dan 17 titik irigasi direhabilitasi. Sektor kelautan dan perikanan pun mulai bergerak maju.
Bahkan dalam konteks diplomasi anggaran, duet BerAmal disebut berhasil membuka keran triliunan rupiah dari pusat. Anggaran jumbo itu bukan sekadar pencitraan, melainkan hasil dari kerja senyap, lobi cerdas, dan jaringan kuat di level kementerian.
Dan yang menarik, Bone tengah dipertimbangkan sebagai lokasi baru bagi pembangunan SMA Taruna Nusantara—sebuah sekolah prestisius dengan basis militer dan kedisiplinan tinggi.
Di balik semua capaian ini, duet Andi Asman dan Andi Akmal tak lupa mengajak seluruh elemen untuk bergandengan tangan. “Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Kita butuh kolaborasi masyarakat, tokoh agama, pemuda, semua pihak. Mari kita wujudkan Bone Maberre mandiri, berkeadilan, dan berkelanjutan,” ujar sang bupati dengan penuh keyakinan.
Dalam semangat “BerAmal”, Bone kini tidak sekadar berjalan. Ia melesat dengan visi yang jelas, program yang konkret, dan mimpi yang perlahan menjadi nyata.
Hadirnya lembaga-lembaga besar di Bone menjadi salah satu faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan bertambahnya warga dari dua unit batalyon serta kehadiran perguruan tinggi dan institusi lainnya, Bone semakin diperkaya oleh potensi sumber daya manusia yang produktif dan dinamis. Kehadiran mereka tidak hanya meningkatkan aktivitas sosial dan budaya, tetapi juga membuka peluang usaha baru, lapangan pekerjaan, serta memperkuat ekosistem ekonomi lokal. Dengan demikian, Bone semakin siap untuk menjadi pusat perkembangan ekonomi yang lebih maju dan berkelanjutan. (Ag)