Merancang Kurikulum Visioner, Uniasman Hadirkan Pakar dan Praktisi dalam Workshop Hukum

oleh -299 x dibaca

BONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Dalam upaya menjawab tantangan zaman sekaligus menyempurnakan standar pendidikan hukum yang relevan dan profesional, Program Studi S1 Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Politik Universitas Andi Sudirman (Uniasman) menggelar Workshop Kurikulum pada Senin, 19 Mei 2025 di Aula Kampus Uniasman.

Workshop ini bukan sekadar formalitas akademik. Lebih dari itu, menjadi ruang dialektika untuk membedah kebutuhan riil dunia kerja dan problematika hukum kontemporer, demi menciptakan lulusan yang siap pakai dan relevan dengan dinamika zaman.

Dekan Fakultas Hukum dan Politik, Dr. Asia, SP., MH, menegaskan pentingnya pembaruan kurikulum. “Kurikulum Prodi S1 Ilmu Hukum belum pernah direvisi sejak awal. Padahal zaman sudah berubah. Kita butuh kurikulum yang relevan, yang menjawab kebutuhan mahasiswa dan instansi pengguna lulusan,” jelasnya.

Acara workshop dibuka langsung oleh Rektor Universitas Andi Sudirman, Dr. H. M. Yasin, MH. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa kurikulum bukanlah dogma yang beku. “Idealnya kurikulum itu dinamis dan fleksibel. Ia harus mampu menyesuaikan perkembangan sains, teknologi, serta kebutuhan pasar kerja. Itulah yang akan menjadi panduan dalam mencapai tujuan pendidikan,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Kebanggaan Bone! Siswa SMAN 15 Bone Wakili Sulsel, Bupati Beri Semangat dan Harapan

Rektor juga menegaskan pentingnya mengintegrasikan dimensi spiritual dan intelektual dalam setiap proses pembelajaran, sehingga lulusan tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga tangguh secara moral.

Dua Pakar, Satu Tujuan: Kurikulum Visioner dan Terukur

Workshop ini menghadirkan dua narasumber akademisi yang kompeten di bidangnya. Dr. Syamsul Haling, SH., MH, Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Palu, menyampaikan materi mengenai proses pengembangan kurikulum yang berbasis kebutuhan dan standar nasional. Ia menekankan bahwa kurikulum sebaiknya dirancang secara partisipatif dan berbasis hasil tracer study.

Sementara itu, Dr. Irmawati, SH., MH, Ketua Prodi Ilmu Hukum S2, menguraikan konsep OBE (Outcome-Based Education), CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan), dan CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah). Menurutnya, pendidikan hukum masa kini harus berorientasi pada learning outcome, bukan sekadar input-nya. “Kita ingin menghasilkan lulusan yang tidak hanya tahu hukum, tetapi mampu menerapkannya secara tepat,” tegasnya.

BACA JUGA:  Hardiknas Tahun 2025, UPT SMP Negeri 2 Tellusiattinge Raih Juara 1 Lomba Kebersihan Tingkat Kecamatan

Artificial Intelligence dan Dunia Hukum: Tantangan atau Peluang?

Menariknya, workshop ini ditutup dengan paparan yang membuka cakrawala baru. Alexander Chandra Irawan, Direktur Keuangan dan Pengembangan Bisnis PT Kimia Makassar Sulsel, membawakan materi bertajuk Tantangan dan Peluang Kerja di Era Artificial Intelligence.

Ia mengungkapkan bagaimana kecerdasan buatan kini mulai masuk ke ranah hukum, seperti dalam analisis data hukum, forensik digital, hingga prediksi putusan pengadilan. “Mahasiswa hukum hari ini tidak cukup hanya paham KUHP. Mereka harus siap bersaing dalam ekosistem yang serba digital dan otomatis,” tegasnya.

Workshop ini juga menjadi momentum emas kolaborasi lintas sektor. Hadir sebagai peserta dan pemberi masukan berbagai lembaga vertikal dan instansi pemerintah seperti Pengadilan Negeri Watampone, Kejaksaan Negeri, Polres Bone, Kodim 1407/Bone, Bapas, Lapas, BNNK, Dinas P3A, BPN, Dinas Pendidikan, Bappeda Bone, hingga alumni Uniasman sendiri.

Masukan-masukan yang muncul sangat kontekstual dan kritis. Di antaranya keprihatinan atas meningkatnya kasus pernikahan anak, kekerasan terhadap anak dan perempuan, serta kejahatan seksual. Juga disoroti maraknya kasus narkoba dan kejahatan digital (cyber crime) yang menuntut perhatian khusus dalam kurikulum hukum.

BACA JUGA:  Tradisi Guru Sambut Kedatangan Murid di Pintu Gerbang Madrasah

Sejumlah pihak mengusulkan agar fenomena-fenomena tersebut diangkat sebagai mata kuliah atau modul pembelajaran dalam kurikulum baru. Harapannya, lulusan hukum Uniasman dapat menjadi bagian dari solusi, bukan hanya pengamat.

Workshop ini menjadi langkah awal yang strategis dan reflektif. Ia bukan hanya memperbaharui kurikulum, tapi juga memperluas wawasan, membangun jaringan, dan membangkitkan kesadaran akan pentingnya pendidikan hukum yang kontekstual dan adaptif.

Dengan keterlibatan multi-pihak dan semangat pembaharuan, Program Studi S1 Ilmu Hukum Uniasman kini berada di jalur yang tepat menuju transformasi. Kurikulum yang akan lahir dari proses ini diharapkan mampu membekali mahasiswa tak hanya dengan pengetahuan, tetapi juga dengan kearifan dalam menghadapi kompleksitas dunia hukum masa depan.

“Bukan hanya mencetak sarjana hukum, tapi juga agen perubahan,” itulah semangat yang mengemuka dari Workshop Kurikulum Uniasman 2025. (Ag)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.