WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–MIN 8 Bone patut berbangga karena terpilih menjadi lokasi pelaksanaan Tes Diagnostik Literasi Matematika oleh Kartianom, mahasiswa program doktor (S3) Universitas Negeri Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian akademik yang menyasar murid kelas V untuk mengukur kemampuan literasi matematika secara daring. Selasa, (20/05/2/25).
Sebagai madrasah yang terletak cukup jauh dari pusat studi di Yogyakarta, keterlibatan MIN 8 Bone menjadi bentuk pengakuan atas semangat dan kesiapan madrasah dalam mendukung peningkatan mutu pendidikan. Tes dilaksanakan secara online melalui laman www.mendiagnostik.online, di mana murid diminta mengisi token khusus sebelum memasuki soal-soal ujian.
Wali kelas V.A, Andi Hamrianto, turut membimbing murid dalam pelaksanaan tes agar berjalan tertib dan lancar. Dengan pendekatan yang sabar dan terarah, para murid pun mampu mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tanpa hambatan berarti.
Hj. Harnidah selaku Kepala MIN 8 Bone menyampaikan apresiasi atas kesempatan ini. “Ini adalah bentuk kepercayaan yang luar biasa. Kami merasa bangga karena madrasah kecil dari Kabupaten Bone bisa dilibatkan dalam penelitian tingkat nasional. Semoga ini menjadi pintu untuk pengalaman-pengalaman besar lainnya,” ungkapnya penuh semangat.
Adiba Khanza Az-Zahra, salah seorang murid kelas V.A, mengaku senang mendapat pengalaman baru. “Soalnya menantang, tapi seru. Saya jadi tahu cara berpikir lebih teliti dan cepat. Ini pengalaman pertama mengerjakan tes literasi matematika secara online,” ucapnya sambil tersenyum.
Keikutsertaan para murid dalam tes ini bukan hanya menjadi bahan penelitian, tapi juga menjadi ajang pembuktian bahwa semangat belajar dan keterbukaan terhadap inovasi tidak mengenal batas wilayah. MIN 8 Bone membuktikan bahwa madrasah di daerah pun bisa ikut berperan aktif dalam dunia pendidikan nasional.
Dengan suksesnya pelaksanaan kegiatan ini, MIN 8 Bone berharap dapat terus menjadi bagian dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan menjadi contoh inspiratif bagi madrasah lain di wilayah pelosok Indonesia. (A. Anto/Tamzil)