BONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Gedung PKK Kabupaten Bone tak seperti biasanya. Aura semangat dan harapan begitu terasa ketika satu per satu insan olahraga berdatangan, membawa satu tujuan: membahas masa depan prestasi olahraga Bone. Di sinilah Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) KONI Kabupaten Bone digelar sebuah momen penting yang menandai babak baru pembinaan olahraga di Bumi Arung Palakka.
Dengan mengusung tema “Bersama Kita Wujudkan Pembinaan Prestasi Olahraga yang Partisipatif dan Unggul Menuju Bone Maberre,” Musorkab menjadi lebih dari sekadar forum musyawarah. Ia adalah titik awal menuju perubahan besar dalam dunia olahraga Bone.
Musorkab yang digelar Sabtu, 19 April 2025 dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Bone, Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, MM, dan dihadiri langsung oleh Ketua KONI Provinsi Sulsel, Yasir Machmud, SE., M.Si. Suasana berlangsung khidmat namun penuh antusias, mencerminkan besarnya ekspektasi terhadap arah baru yang akan diambil.
Dalam suasana penuh kepercayaan itu, satu nama muncul sebagai simbol harapan baru: Asiswa Karim. Ia maju sebagai calon tunggal dan terpilih secara aklamasi setelah mengantongi 32 rekomendasi dari total 38 cabang olahraga (cabor) yang ada, jauh melampaui batas minimal 13 rekomendasi. Dukungan mayoritas ini bukan semata-mata angka, tapi cerminan kuatnya kepercayaan dunia olahraga Bone pada sosok yang satu ini.
“Asiswa bukan orang baru,” begitu kata-kata yang kerap terdengar dari para pengurus cabor. Dan memang benar. Asiswa Karim pernah menjabat Wakil Ketua I KONI dan bahkan Plt Ketua KONI pada masa transisi. Di luar dunia olahraga, ia juga dikenal luas sebagai birokrat berpengalaman, pernah memimpin Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Perhubungan, hingga Balitbanda sebelum akhirnya memasuki purna tugas sebagai ASN.
Namun, saat ditanya tentang motivasi dirinya, Asiswa menegaskan: “Saya ikut kontestasi bukan karena kemauan sendiri, tapi karena ada harapan teman-teman. Saya ingin kembali mengabdi dan bernostalgia dengan dunia olahraga Bone,” ujarnya.
Ketua terpilih, Asiswa menekankan pentingnya sinergi antara KONI dan Pemerintah Daerah. “KONI tidak bisa bekerja sendiri. Harus ada konektivitas dengan Pemda. KONI ini perpanjangan tangan Pemda, dan yang bertanggung jawab terhadap pembinaan olahraga adalah Bupati. Jadi, sinergi itu sangat penting,” katanya.
Ia juga sudah menyiapkan visi besar. Fokusnya adalah pembinaan jangka panjang yang efektif dan inovatif, terutama untuk mendukung pencapaian target di Pekan Olahraga Daerah (Porda). Baginya, langkah awal yang paling krusial adalah menggenjot prestasi sejak Pra-Porda.
“Saya tahu peta olahraga di Bone, dan saya paham cabang mana yang harus didorong untuk mendulang medali. Saya sudah bertemu dengan Bupati, dan harapannya sama: bagaimana Bone bisa berprestasi,” katanya.
Salah satu perhatian utama Asiswa adalah pada pengembangan atlet lokal. Ia menegaskan bahwa setiap kejuaraan harus menjadi panggung pembuktian bagi putra-putri Bone. “Kita harus utamakan atlet sendiri. Jika pembinaan tepat, kita bisa ciptakan juara bukan hanya di Sulsel, tapi juga di level nasional.”
Dengan pengalaman panjang, jaringan kuat, dan dukungan solid dari mayoritas cabor, Asiswa Karim tak hanya terpilih tapi juga diharapkan. Harapan akan perubahan, kemajuan, dan prestasi yang lebih tinggi untuk olahraga Bone kini berada di pundaknya.
Musorkab 2025 mungkin telah selesai. Tapi kisah baru olahraga Bone baru saja dimulai. Dan di bawah komando Asiswa Karim, semangat Bone Maberre siap digaungkan lebih keras dari sebelumnya. (Ag)