KAHU, TRIBUNBONEONLINE.COM–Menikmati masa pensiun atau purnakarya dari sebuah perusahaan BUMN, tidak serta merta harus istirahat total dari aktivitas. Berbekal pengalaman apa yang didapat sewaktu menjadi karyawan di perusahaan berplat merah itu.
Lalu kemudian diaplikasikan di lapangan hingga progresnya dan hasilinya sangat memuaskan bagi seluruh petani didaerahnya. Hal ini yang dilakukan oleh purnakarya Pabrik Gula (PG) Camming, Nadir (59) pria asal Kabupaten Soppeng itu, yang kini menetap dan tinggal di Desa Cenrana Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, Sulsel.
Dengan berbekal pengalaman yang semasa masih aktif di perusahaan BUMN itu, serta presentasi yang pernah dipaparkan oleh Menteri Pertanian RI, Dr.H. Andi Amran Sulaiman, MP. Sewaktu orang satu di Kementan itu, masih aktif di perusahaan BUMN saat menjabat sebagai direksi PTPN XIV kala itu.
Nadir kepada mintcream-quail-753864.hostingersite.com, Sabtu, (15/12/24) menceritakan pengalamannya awal mula, cetuskan pemberantas hama tikus didesanya.
“Saat kami bersama jemaah masjid didesanya, usai laksanakan salat isya, duduk sejenak bersama jemaah dan bincang-bincang tentang apa yang dikeluhkan para petani didesanya,”katanya.
“Kami coba tawarkan solusi mengatasi masalah apa yang dialami sejumlah petani. Kami tawarkan berdasarkan pengalaman apa yang kami dapat semasa aktif di perusahaan BUMN, serta pengalaman bapak Menteri Pertanian tentang temuanya yang fenomenal kala itu yakni bom tikusnya,” lanjutnya.
Dia akuinya juga sempat mengikuti dan menyimak presentasi beliau dalam membawakan materi saat instruktur di kegiatan In House Training (IHT) di PG Takalar 2001 lalu. “Serta di PG Camming 1999 tentang pemberantasan hama tikus yang banyak merugikan petani, tertariklah kami,” kenang Nadira.
Berbekal apa yang kami dapat, coba kami ajak petani tawarkan solusi dan terapkan langsung dilapangan, dan Alhamdulillah para petani menyambut baik niat kami untuk membantu memberantas hama tikus yang membuat hasil produksi padi petani jadi menurun.
“Kini dengan adanya gebrakan turun kesawah berantas hama tikus, produksi padi petani, sudah ada peningkatan yang signifikan, misalnya yang dulunya hanya produksi padi hanya 5 ton/ha, kini sudah naik signifikan 10 hingga 15 ton/ha. Bahkan ada petani tak menambahkan hasil produksi sama sekali,” jelasnya.
“Dan alhamdulillah ini semua berkat kolaborasi yang baik dengan seluruh petani yang ada di desa ini hasilnya bisa dirasakan oleh para petani,”tandasnya.
Penulis : Amry Amas







