WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM– Dalam rangka implementasi program Zero Leprozy Project (ZLP) antara Pemerintah Kabupaten Bone, Yayasan Perempuan BesKaR (Bebas Kemiskinan dan Kerentanan) Bone bekerjasama dengan NLR Indonesia melaksanakan kegiatan “Peer Conseling untuk Kelompok Inklusi” yang berlangsung Rabu, 25 September 2024, di Kafe Padi Koe (Jl. MT. Haryono Kel. Macanang, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone).
Melalui kegiatan “Peer Conseling untuk Kelompok Inklusi” dan dengan adanya dukungan pelatihan terhadap teman sejawat. bisa mendorong OYPMK yang lain bisa menjadi lebih percaya diri dan terbuka agar mau berobat dan tidak menutup diri agar Kusta bisa dieliminasi di Kabupaten Bone.
Kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Jumlah kasus kusta selama 10 tahun terakhir ini masih stabil, kondisi ini tidak hanya berkontribusi pada masalah medis dan disabilitas, tetapi juga berdampak pada faktor sosial, ekonomi, stigma dan diskriminasi.
NLR Indonesia telah bekerja sama dengan pemerintah dalam mendeteksi dan mengobati pasien kusta. Hal tersebut menghasilkan pengobatan dan perawatan kusta yang lebih baik, namun tidak berdampak pada penghentian penularan dan penurunan jumlah pasien baru kusta, tidak terkecuali di Kabupaten Bone sendiri, terdapat 384 orang yang terpapar penyakit kusta selama tahun 2020 hingga 2023.
Untuk memberikan fokus intervensi kepada pencegahan kusta, NLR Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Perempuan BesKaR Bone dalam program “Zero Leprozy Project” yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 hingga tahun 2026.
Untuk mencapai tujuan besar program, yaitu “Mengurangi Penularan Kusta dan Konsekuensinya”, dibutuhkan pencapaian pada skala yang lebih spesifik dahulu, diantaranya Masyarakat dan orang yang pernah mengalami kusta bisa mengakses layanan dasar, Meningkatnya cakupan (kontak dan area) implementasi SDR PEP sesuai pedoman nasional, dan Menguatnya kolaborasi dan integrasi kebijakan dan program penanggulangan penularan dan penyisihan kusta di seluruh pemangku kepentingan.
Direktur Yayasan BesKaR Dr.Asia A.Pananrangi,SH.,MH mengatakan, tujuan dari kegiatan ini, memberikan dukungan emosional, mengurangi stigma dan diskriminasi, membangun rasa percaya diri, mengembangkan strategi pemecahan masalah, meningkatkan kemandirian, dan peningkatan kualitas hidup.
“Jadi melalui kegiatan ini output yang diharapkan, bagaimana peningkatan rasa kepercayaan diri OYPMK, kemudian mulai menerima diri mereka sendiri dan merasa lebih nyaman dengan identitas mereka, pengurangan diskriminasi sosial, peningkatan kualitas hidup, dan peningkatan kesehatan mental,” terangnya.
Untuk diketahui, peserta yang mengikuti dalam kegiatan ini sebanyak 17 orang. Kemudian kegiatan ini dihadiri Direktur Yayasan Perempuan BesKaR, Project Officer NLR Indonesia, Sekertaris BAPPEDA Bone, para Narasumber, Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia, dan Tim Yayasan Perempuan BesKaR. (yas89)