KAJUARA, TRIBUNBONEONLINE.COM– Melalui mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) dan kesesuaian dengan tema pembelajaran karya berbahan dasar bahan lunak alami, siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 8 Bone membuat kreasi anyaman daun kelapa berupa “Ampoti Manu”.
St. Rahmaniah B, S.Pd., M.Pd selaku guru mata pelajaran menuturkan bahwa kegiatan tersebut merupakah salah satu upaya pelestarian budaya kerajinan tradisional yang hampir punah di kalangan remaja, oleh karena itu hal ini dianggap penting untuk ditanamkan sejak dini ke peserta didik untuk mengimbangi masuknya budaya modern.
“Ada banyak jenis kreasi yang bisa dihasilkan dari anyaman daun kelapa. Saat observasi tentang kemampuan membuat anyaman daun kelapa berupa “Ampoti Manu’ ternyata tidak satupun siswa yang bisa membuatnya, padahal selain melestarikan budaya ada banyak manfaat yang bisa didapatkan, seperti optimalisasi penggunaan fungsi otak kanan sehingga membantu meningkatkan daya kreatifitas, ketelitian saat menganyam, kesabaran, melatih daya analisis, serta membangun kerjasama dalam kelompok kerja,” ungkapnya.
Selain itu lanjut Rahmaniah, siswa juga diarahkan untuk lebih peka terhadap ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembelajaran.
Lebih lanjut Rahmaniah menjelaskan bahwa berbagai macam jenis hasil kreasi berupa pernak-pernik anyaman tradisional yang bisa djadikan media pembelajaran untuk mengenalkan dan menumbuhkan kecintaan terhadap budaya kreasi warisan leluhur.
Salah satu siswa, Denis mengatakan rasanya seru dan memiliki tantangan yang berbeda saat awal disampaikan tugas membuat “Ampoti Manu’,
“Kami merasa ini hal yang lucu dan unik, sempat kami ada rasa malu-malu saat membawa bahannya ke sekolah tapi setelah proses kerja ternyata keren, banyak pelajaran yang kami dapatkan, tidak semudah yang dibayangkan,” tuturnya.
Tugas kreasi dilakukan secara berkelompok heterogen, diawali dengan dengan kegiatan observasi kemampuan dasar, menjelaskan tujuan dan manfaat memiliki keterampilan sebagai bekal masa depan, proses pembelajaran dengan teknik Learning by Doing memberikan fleksibilitas melalui penerapan merdeka belajar sehingga siswa belajar dengan enjoy tanpa tekanan. Diakhir, guru melakukan evaluasi dan refleksi.
Sementara itu, seluruh stake holder SMA Negeri 8 Bone mengapresiasi hasil karya tersebut dibuktikan dengan antusias mendapatkan bagian Ampoti Manu’ dan juga ikut terlibat dalam proses pembelajaran.
“Luar biasa, mengandung unsur pelestarian budaya daerah”, tutup Lukman,S.Pd guru olahraga yang juga berperan sebagai tutor. (Julfiadi)