Kreativitas Mahasiswa UNIM Bone dalam Mengubah Buah Maja (Aegle Marmelos) Menjadi Bahan Pengendali Alami dan Pupuk Organik

oleh -355 x dibaca

WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UNIM) Bone kembali menorehkan prestasi dengan Lolos Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) dengan mengangkat bahan-bahan alam untuk dijadikan produk bernilai ekonomis tinggi daripada dibiarkan begitu saja oleh masyarakat.

Dari rilis diterima, Rabu, 23 Agustus 2023, PKM-PM ini terdiri dari 3 anggota yaitu Andi Rosdaliani dari Prodi Pendidikan Matematika selaku Ketua Tim, Wahdania dari Pendidikan Matematika selaku Anggota 1 dan Topan Arya Harahap dari Pendidikan Kewarganegaraan selaku Anggota 2. Serta Dosen Pendamping kami yaitu Andi Trisnowali MS, S.Pd., M.Pd. Adapun berikut uraian terkait produk kami yang Lolos Pendanaan Pendanaan di Kemendikbud Ristek.

Tanaman maja ( _Aegle Marmelos_) merupakan salah satu tanaman dari _family rutaceae_ yang dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian kurang lebih 500 meter dpl. Tanaman maja dapat tumbuh di lahan yang basah seperti rawa-rawa atau di lahan kering, baik pada suhu 49° C pada musim kemarau hingga -70° C. Tanaman maja memiliki tekstur batang yang keras dan pertumbuhannya yang lambat, namun dapat mencapai ketinggian maksimal 10-15 meter serta tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis. Tanaman maja juga termasuk tanaman liar yang tahan di lingkungan ekstrim dengan daun yang mudah luruh. Tanaman maja mulai berbuah pada umur 5 tahun dengan produksi maksimal hingga pada umur 15 tahun. Buah maja akan masak pada musim kemarau. Adapun tanaman maja memiliki nama lokal yang berbeda di setiap daerah, misalnya _mojo_ atau _mojo legi_ (Jawa), _maos_ (Madura), _bilak_ (Melayu), dan _kabila_ (Alor, Nusa Tenggara). Kemudian tanaman maja dimasyarakat Bugis dikenal dengan sebutan _bila-bila_.

BACA JUGA:  KPP Pratama Watampone Gelar Malam Apresiasi Pembayar Pajak

Salah satu daeah yang kaya akan tanaman maja adalah Dusun Pettungnge, Desa Maggenrang. Tanaman maja di Dusun Petungnge hanya digunakan sebagai tanaman pagar, sementara buah maja dibiarkan tergeletak begitu saja dan biasanya digunakan sebagai mainan oleh anak-anak. Bahkan sebagian besar isinya dibuang ke sungai karena memiliki aroma yang tidak sedap. Keberadaan buah maja di Dusun Pettungnge menjadi permasalahan utama sebab kurangnya pengetahuan mitra dalam memanfaatkan dan mentransformasikan buah maja menjadi produk yang bernilai ekonomis _(value added)_.

Melalui kegiatan PKM-PM ini dapat memberikan bekal kepada mitra dalam mengatasi kebutuhan melalui produksi sendiri menjadi produk bahan pengendali alami dan pupuk organik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas masyarakat khususnya mitra Kelompok Pemuda Hipma Desa Maggenrang.

BACA JUGA:  Pemimpin di Tengah Warga, Bupati Bone Giatkan Budaya Hidup Bersih di Lingkungan Kumuh

Keberhasilan tim PKM ini tidak hanya merupakan kontribusi aktif oleh tim dan dosen pendamping, namun juga berkat bantuan dan arahan dari pihak-pihak lain, seperti Rektor beserta Wakil Rektor, Pengelola Epicentrum PKM UNIM Bone, serta terkhusus kepada Dr. A. M. Irfan Taufan Asfar, M.T., M.Pd., dan Dr. A. M. Iqbal Akbar Asfar, M.T., M.Pd. (Ril)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.