KEBERSIHAN DAN ALAM SEMESTA ADALAH TITIPAN ILAHI

oleh -2,039 x dibaca
Nursyirwan

Dr. Nursyirwan, S.Ag., M.Pd.

(Dosen IAIN Bone, Sekretaris Umum MUI Bone)

 

Anugerah Tak Terhingga, Amanah yang Mulia

Pernahkah sejenak merenung tentang betapa melimpahnya nikmat yang telah Allah anugerahkan kepada manusia? Seringkali, saking banyaknya, kita lupa mensyukurinya. Padahal, tanpa nikmat-nikmat itu, hidup ini tidak akan berarti.

Pertama adalah nikmat Iman, sebuah karunia tak ternilai yang menuntun hati manusia pada kebenaran, memberi kedamaian dalam jiwa, dan menjadi bekal abadi menuju kebahagiaan hakiki. Iman adalah kompas hidup manusia, memandu setiap langkah agar selalu berada di jalan yang diridhai oleh Allah swt. Oleh karena itu, jagalah iman tersebut, karena ia adalah harta yang paling berharga.

Kemudian, kedua adalah nikmat kesehatan. Tubuh dan jasmani yang sehat, membuat pikiran yang jernih, memungkinkan kita beribadah dengan khusyu’, bekerja dengan giat, dan berinteraksi dengan sesama tanpa kendala. Kesehatan adalah modal utama untuk menjalankan peran manusia di dunia ini. Tanpa sehat, segala aktivitas terasa berat, ibadah pun tak sempurna. Oleh karena itu, nikmat sehat harus dijaga sepenuh hati.

Nikmat ketiga yang sering diabaikan adalah nikmat yang terhampar di hadapan kita adalah nikmat alam semesta beserta segala isinya. Sebuah karunia agung yang Allah berikan secara gratis. Udara yang bersih dan sejuk yang dihirup setiap saat, air yang jernih mengalir dari celah-celah mata air, sungai-sungai yang terbentang panjang dengan airnya mengalir di bawah naungan pepohonan yang menyejukkan. Sinar matahari yang bukan saja menyinari alam ini, juga memberi kehangatan. Allah menciptakan alam semesta ini, menjadi tempat yang layak dihuni dan ramah bagi semua makhluk, lengkap dengan segala fasilitas yang sudah disiapkan-Nya. Nikmat alam semesta ini adalah bukti kemurahan dan keagungan Allah yang tak terhingga. Nikmat-nikmat ini seringkali dilupakan untuk disyukuri dengan cara merawat dan menjaganya.

Dengan demikian, alam semesta ini yang harus dijaga. Allah swt. berfirman dalam QS al-A’raf/7:56

وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفاً وَطَمَعاً إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ

Terjemahnya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Ayat ini secara gamblang mengingatkan manusia untuk tidak merusak bumi yang telah Allah ciptakan dengan sempurna. Ayat ini juga sekaligus sebagai pengingat bahwa jika ingin mendapatkan rahmat dari Allah, maka rawat dan jaga alam semesta.

Makanan yang Baik, Lingkungan yang Bersih

BACA JUGA:  Makanan Bergizi Gratis: Senjata Ampuh Menghancurkan Bangsa

Hubungan antara menjaga alam dan keberkahan hidup juga sangat erat, bahkan sampai pada hal yang paling mendasar: makanan. Allah swt. berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُواْ لِلّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Terjemahnya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah: 172)

Ayat ini mengisyaratkan bahwa untuk memperoleh makanan yang baik dan halal, alam beserta isinya harus dijaga dengan baik. Bagaimana mungkin manusia mendapatkan makanan yang tayyib (baik) jika sumbernya tercemar? Jika sungai-sungai kotor, tanah tandus karena polusi, dan udara dipenuhi racun, maka kualitas makanan yang kita konsumsi pun akan terpengaruh.

Salah satu cara terbaik untuk menjaga alam ini adalah dengan menjaga kebersihan. Bukankah kebersihan adalah bagian tak terpisahkan dari iman?

الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ

Artinya: “Kebersihan itu sebagian dari iman.” (HR. Muslim)

Seseorang yang menjaga kebersihan, baik kebersihan diri maupun lingkungan, jelas menunjukkan keimanan yang kuat. Sebaliknya, orang yang membuang sampah sembarangan, membiarkan lingkungan kotor, bahkan dengan sengaja mencemari sungai, menunjukkan kualitas iman yang sangat tipis, bahkan bisa jadi hatinya telah mati. Bagaimana tidak? Ketika papan peringatan “Dilarang Membuang Sampah” terpampang jelas, namun masih saja dilanggar, ini mengindikasikan ketiadaan rasa tanggung jawab dan kepedulian. Hati yang mati tak lagi peka terhadap keindahan ciptaan Allah dan dampak perbuatannya terhadap sesama.

Belajar dari Keberhasilan Dunia: Inspirasi untuk Kabupaten Bone

Melihat kondisi kebersihan di banyak tempat, kita mungkin bertanya-tanya, mungkinkah mencapai lingkungan yang bersih dan nyaman seperti yang dicita-citakan? Jawabannya adalah sangat mungkin, jika kita belajar dari negara-negara yang telah membuktikan keberhasilan mereka dalam mengatasi masalah kebersihan dan sampah.

Mari kita lihat beberapa contoh inspiratif. Singapura adalah sebuah pulau kecil yang padat, Singapura bertransformasi menjadi salah satu kota terbersih di dunia. Kunci keberhasilannya terletak pada penegakan hukum yang tegas, program edukasi yang masif sejak dini, dan infrastruktur pengelolaan sampah yang canggih, termasuk insinerator yang mengubah sampah menjadi energi. Budaya tidak membuang sampah sembarangan telah mendarah daging di setiap warganya.

Jepang terkenal dengan kebersihannya yang luar biasa. Rahasianya adalah budaya memisahkan sampah yang sangat ketat di tingkat rumah tangga, tanggung jawab individu yang tinggi, dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Setiap warga memahami jadwal pengumpulan sampah dan jenis sampah yang boleh dibuang, serta membersihkan area publik sebagai bagian dari kebiasaan.

BACA JUGA:  Merdeka bagi Mereka yang Tertinggal

Jerman memiliki sistem daur ulang yang sangat maju, dengan tingkat daur ulang mencapai lebih dari 65%. Ini dicapai melalui kebijakan “produsen bertanggung jawab”, di mana produsen wajib mendaur ulang produk mereka, serta sistem insentif bagi konsumen untuk memilah sampah. Kesadaran lingkungan yang tinggi dan pendidikan yang berkelanjutan juga menjadi pilar utama.

Korea Selatan mengalami masalah sampah setelah era industrialisasi yang pesat. Korea Selatan berinvestasi besar dalam teknologi pengelolaan sampah dan memperkenalkan sistem “volume-based waste fee” (biaya sampah berdasarkan volume). Ini mendorong masyarakat untuk mengurangi volume sampah yang mereka hasilkan dan lebih aktif dalam daur ulang.

Pelajaran yang bisa diambil untuk Kabupaten Responden: Mahasiswa Program Studi PBA, Institut Agama Islam Negeri Bone adalah bahwa keberhasilan negara-negara ini menunjukkan bahwa masalah kebersihan dan sampah bukanlah takdir, melainkan tantangan yang dapat diatasi dengan komitmen kuat, pendekatan multi-pihak, dan perubahan perilaku kolektif. Potensi untuk Kabupaten Bone:

Kabupaten Bone memiliki potensi besar untuk menjadi pilot project dalam pengelolaan kebersihan yang lebih baik. Beberapa langkah yang bisa diadaptasi dari kisah sukses di atas antara lain:

Pertama, Edukasi Sejak Dini. Bentuk edukasi itu adalah mengintegrasikan pendidikan kebersihan dan lingkungan ke dalam kurikulum sekolah, menanamkan nilai-nilai kebersihan sebagai bagian dari ajaran agama dan etika. Kedua, Penegakan Aturan yang Konsisten. Penegakan aturan dengan membangun kesadaran melalui sosialisasi dan menegakkan peraturan daerah tentang pengelolaan sampah secara konsisten, tanpa pandang bulu. Ketiga, Infrastruktur yang Memadai. Bagian ini adalah menyediakan fasilitas tempat sampah terpilah yang mudah diakses, tempat pengolahan sampah, dan memastikan armada pengangkut sampah beroperasi efektif.

Keempat, Gerakan Bersama Masyarakat. Kebersihan tidak akan terwujud jika tidak ada kerja nyata dengan menggalakkan kegiatan bersih-bersih lingkungan secara rutin (Jumat Bersih, Gotong Royong), melibatkan komunitas, tokoh agama, dan pemuda.

Kelima, Pemanfaatan Teknologi: Pemerintah hendaknya melakukan pengkajian untuk memikirkan penggunaan teknologi daur ulang sederhana hingga yang lebih canggih, serta program pengolahan sampah menjadi energi atau kompos. Keenam, Insentif dan Disinsentif. Individu atau komunitas yang mempunyai kepedulian terhadap kebersihan perlu mendapatkan apresiasi. Sebaliknya, bagi lingkungan atau individu yang tidak menjaga kebersihan akan diberi sanksi bagi pelanggar.

Ancaman dan Kemuliaan dari Allah Sungguh, Allah SWT mengutuk orang-orang yang tidak menjaga kebersihan. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اتَّقُوا الْمَلاعِنَ الثَّلاثَ: الْبَرَازَ فِي المَوَارِدِ، وَقَارِعَةِ الطَّرِيقِ، وَالظِّلِّ»

BACA JUGA:  Small is Beautiful 

Artinya: “Dari Mu’adz bin Jabal r.a., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda, ‘Jauhilah tiga perkara yang menyebabkan laknat: buang air besar di sumber-sumber air, di tengah jalan, dan di bawah naungan pohon.'” (HR. Abu Dawud)

Hadis ini secara tegas melarang perbuatan yang merusak lingkungan dan mengganggu kenyamanan publik. Perbuatan yang tampaknya sepele, namun dampaknya besar. Namun, di sisi lain, Allah swt. memberikan kemuliaan yang tiada tara bagi mereka yang menjaga kebersihan dan melakukan kebaikan kecil di jalan Allah. Rasulullah saw. bersabda:

لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ».

Artinya: “Sungguh aku melihat seorang laki-laki yang berguling-guling di surga karena sebatang pohon yang ia singkirkan dari jalan yang mengganggu orang-orang.” (HR. Muslim)

Bayangkan, sebuah perbuatan sederhana seperti menyingkirkan ranting pohon yang menghalangi jalan dapat menjadi sebab seseorang memasuki surga. Demikian pula, tingkat sedekah diberikan kepada orang yang menyingkirkan kotoran atau sampah di jalanan:

«إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ».

Artinya: “Menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Simpulan

Dari uraian di atas, semakin jelas bahwa menjaga alam semesta ciptaan Allah adalah manifestasi nyata dari keimanan seseorang. Ini bukan sekadar tugas, melainkan wujud syukur atas segala anugerah tak ternilai yang telah Allah berikan.

Menjaga nikmat Iman, sejatinya bermula dari menjaga kebersihan. Sebab, kebersihan adalah sebagian dari iman. Bagaimana mungkin iman dapat menjadi kokoh jika lingkungan di sekitar kita kotor dan tak terurus.

Menjaga nikmat kesehatan pun secara otomatis dilakukan melalui menjaga kebersihan. Udara bersih, air jernih, dan lingkungan yang asri adalah prasyarat utama untuk hidup sehat. Tanpa kebersihan, berbagai penyakit mudah menyerang, menghambat kita dalam beribadah dan beraktivitas.

Dan akhirnya, menjaga nikmat alam semesta berarti manusia berkewajiban dan bertanggung jawab atas karunia gratis yang Allah berikan. Menjaga kebersihan air, udara, jalan, dan fasilitas umum lainnya adalah bentuk konkret dari tanggung jawab ini. Lingkungan yang bersih akan menopang rezeki, memberi kedamaian, dan menjadikan bumi ini nyaman dihuni, bukan hanya bagi kita sekarang ini, tetapi juga bagi generasi mendatang.

Introspeksi diri hendaknya dilakukan. Sudahkah kita menjadi hamba-Nya yang bersyukur dengan menjaga titipan-Nya ini? Mari bersama-sama, dengan semangat kebersamaan dan kesadaran iman, wujudkan Kabupaten Bone yang bersih, sehat, dan lestari. Bukankah menjaga kebersihan adalah cerminan iman, dan menjaga alam adalah wujud syukur manusia atas segala anugerah-Nya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.