KAHU, TRIBUNBONEONLINE.COM–Produksi padi petani Dusun Cenrana Desa Canrana Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, selama beberapa tahun terakhir ini, mengalami penurunan hasil produksi padi yang cukup signifikan. Hingga sejumlah petani didesa tersebut merasakan dampak yang sangat merugikan hasil produksi.
Ternyata usut punya usut penyebab penurunan hasil produksi padi warga tersebut, adalah serangan hama tikus yang merajalela disejumlah sawah dan kebun. Dengan adanya kondisi yang alami para petani di Desa Cenrana.
Salah seorang warga desa tersebut berupa menjadi pencetus dan pioner untuk pemberantas serangan hama tikus di desa itu.

Dia adalah seorang ex purnakarya PG Camming yang kini menikmati masa pensiunnya dengan mengabdi dan membangun desanya.
Nadir, (59 tahun) hadir memberikan solusi atas apa yang dirasakan para petani didesanya, dengan mencoba menawarkan harapan agar agar produk padi petani kembali meningkat.
Nadir kepada tribunboneonlineonline.com, Jumat, (13/12/24) menggungkapkan, mengingat serangan tikus yg cukup tinggi selama 3 musim tanam terakhir di Dusun Cenrana Desa Cenrana Kec. Kahu Kab. Bone sangat meresahkan petani karena hasil produksi padi menurun sekali bahkan ada yang tidak mendapat hasil maka kami ikut prihatin mendengar keluhan-kekuhan petani.
Lebih lanjut kata dia, maka kami berbincang bincang dengan kelompok taninya sarankan petani untuk mengadakan pemberantasan hama tikus dan kami juga ceritakan pengalaman kami waktu ikut In hourse training (IHT) pemberantasan hama tikus pada 1999 di PG. Camming dan 2001 di PG. Takalar instruktur bapak Ir Andi Amran Sulaeman, maka tertariklah petani dengan apa yang kami jelaskan kepada mereka.
Adapun srategis pengendalian hama tikus di lahan persawahan terdiri tiga komponen, pengendalian dini, pengendalian serentak, pengendalian kontiyu. Pengendalian dini di laksanakan seawal mungkin di sebut pengendalian preventif atau pengedalian sebelum menyerang di tanaman pokok.
Pengendalian serentak di lakukan secara serentak mengumpulkan petani,pengendalian kontiyu pengendalian di lakukan terus menerus sejak pengolahan tanah sampai panen.
Demikian juga kami sampaikan petani biologinya tikus. Tikus mempunyai reproduksinya tinggi antara lain masa bunting hanya 21-23 hari dan timbul birahinya kembali 24-48 jam setelah melahirkan. Tikus sawah bisa melahirkan anak sekitar 8-12 ekor tikus yang berumur 9 minggu sudah mulai beranak lagi
Dalam satu musim tanam perkembangbiakan sepasang tikus bisa mencapai 924 ekor dan jelajah tikus setiap mencari makan sejauh 50-500 meter. Sekarang petani mengadakan pemberantasan secara serentak dengan memakai peralatan apa adanya.
Beragam upaya kami lakukan untuk meminimalisir serangan hama tikus, seperti imposan pakai tabung gas, sabuk kelapa, ban dalam, belerang. cangkul linggis untuk membongkar pematang, mengalirkan air kelubang supaya tikusnya keluar dikejar dan di matikan.
“Kegiatan ini dilaksanakan sejak Sabtu, 7/10 Desember 2024 baru 4 hari alhamdulillah kami sudah musnahkan sebanyak 2471 ekor tidak terhitung yang mati di dalam lobang yang kena emposan dan tetap petani bertekat untuk tuntaskan seluruh areal persawahan di Dusun Cenrana,”jelasnya.
“Semua yang kami lakukan bersama sejumlah kelompok tani, terbukti efektif menekan dan memberantas hama tikus. Dengan adanya upaya ini semoga bisa meningkatkan hasil produksi padi warga didesa kami,Insya Allah,”tandasnya.
Penulis : Amry Amas