Smart Farming: Mengubah Sawdust Menjadi Eco Mulch Sebagai Sumber Makronutrien Alami

oleh -668 x dibaca
Foto: Pelatihan pembuatan Sawdust Eco-Mulch (Mulsa dari Serbuk Gergaji)

PATIMPENG, TRIBUNBONEONLINE.COM–Tiga mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (UNIM) Bone berhasil memanfaatkan limbah serbuk gergaji (sawdust) menjadi mulsa organik ramah lingkungan (Eco-Mulch).

Dibawah bimbingan Dr. Muh. Safar, S.Pd., M.Pd berhasil membawa tim ini lolos pendanaan pada Program Kreativitas Mahasiswa bidang pengabdian masyarakat tahun 2023.

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat ketiga mahasiswa FKIP UNIM Bone tersebut berhasil memanfaatkan serbuk yang biasanya dibuang begitu saja menjadi produk yang bernilai guna. Adapun ketiga mahasiswa FKIP UNIM Bone tersebut adalah A. Luthfi Hidayat (Pendidikan Bahasa Indonesia), Vivi Elvira Ekawati (Teknologi Pendidikan), Herawati (Pendidikan Matematika). Mereka berhasil membuat Sawdust Eco-Mulch (Mulsa dari serbuk gergaji) dengan memberdayakan kelompok Kerja IV Desa Batulappa yang mayoritas adalah ibu rumah tangga.

BACA JUGA:  SMP 35 Sinjai Belajar Membuat Pupuk Kompos

Rabu, 9 Agustus 2023, Vivi Elvira menjelaskan Desa Batulappa terletak di Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, dikenal sebagai salah satu sentra UMKM mebel kayu, dan masyarakat dihadapkan pada persoalan limbah produksi industri mebel yang melimpah dan tidak termanfaatkan secara maksimal.

A. Luthfi Hidayat selaku ketua tim PKM-PM ini mengatakan bahwa ide ini muncul karena melihat banyaknya limbah serbuk gergaji yang mencemari lingkungan Desa Batulappa dan semakin bertambah setiap harinya namun belum adanya solusi atas permasalahan tersebut. “Padahal berdasarkan kajian literatur limbah sawdust (serbuk gergaji) sangat potensial dijadikan sebagai bahan utama pembuatan mulsa (mulch) sebab mengandung tiga unsur utama, yaitu unsur C, H dan O yang berasal dari udara berupa CO2 dan tanah berupa H2O. Selain itu, sawdust (serbuk gergaji) juga mengandung unsur N, P, K, Ca, Mg, Si, Al dan Na dengan kandungan kimia berupa selulosa 60%, lignin 28% dan zat lain (termasuk zat gula) 12% (Harahap, 2018; Muchsin, Murdiono dan Maghfour, 2018),” jelasnya.

BACA JUGA:  Mahasiswa UINAM Lakukam PPL dan Praktik Teknik Konseling di Kemenag Pinrang

Mulsa organik ramah lingkungan yang terbuat dari limbah serbuk gergaji dapat mengoptimalkan penyerapan air dan unsur hara pada tanaman. Dengan meningkatnya kadar penyerapan air dan unsur hara, tanaman akan semakin mudah tumbuh dan berkembang, karena air dan unsur hara yang lebih mudah diserap.

Selain itu, karena teksturnya yang ringan, menyebabkan akar tumbuhan akan lebih cepat tumbuh dan berkembang. Kelebihan lainnya adalah serbuk gergaji memiliki kadar porositas (tingkat pori tanah) yang tinggi namun masih bisa diatur kepadatanya. Sehingga bisa didapatkan tingkat porositas yang diinginkan dengan mengatur rasio air yang diberikan. Serbuk gergaji juga dapat menjadi mulsa atau yang biasa disebut dengan pelembab tanah.

BACA JUGA:  Belajar Sambil Melestarikan, Murid Kelas IV UPT SD Inpres 5/81 Tibojong Ciptakan Kue Tradisional dalam Proyek P5

Dalam era smart farming (pertanian cerdas), penggunaan eco mulch (mulsa) dari sawdust (serbuk gergaji) dapat menjadi solusi yang inovatif dan berkelanjutan bagi pertanian. Para masyarakat dapat memanfaatkan limbah kayu yang tersedia di sekitar mereka untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pertanian. (Ril)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.