BENGO, TRIBUNBONEONLINE.COM– Upaya tekun seorang pembibit kakao di Desa Bengo, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, perlahan menunjukkan hasil membanggakan. Sahir, pembudidaya bibit kakao yang baru menekuni ilmunya setelah mengikuti pelatihan satu bulan bersama PT Mars beberapa tahun lalu, kini menjadi rujukan para petani yang mencari bibit kakao berkualitas dan tahan terhadap kondisi lokal.
Permintaan bibit dari pembibitannya terus meningkat, bahkan dari petani sekitar yang sebelumnya lebih memilih bibit dari luar daerah. Hal ini bukan tanpa alasan. Menurut Sahir, bibit dari luar kabupaten cenderung mengalami banyak risiko sebelum tiba di tangan petani.
“Perjalanan jauh bisa bikin bibit stres, batang patah, dan cepat layu. Sementara bibit yang saya kembangkan sudah terbiasa dengan iklim setempat. Jadi ketika pindah ke lahan petani, kondisinya stabil,” katanya,saat ditemui Sabtu (22/11/2025).
Keberhasilan itu turut dibenarkan oleh Ahmad, salah satu petani asal Kecamatan Kahu yang pernah mencoba bibit kakao dari Sahir. Meski sebagian bibitnya sempat mati karena jarak pengiriman yang jauh, Ahmad mengakui bahwa bibit yang berhasil bertahan justru tumbuh sangat baik.
“Yang selamat tumbuhnya bagus sekali, subur. Apalagi klon BB dan S2. Mungkin yang banyak mati itu karena stres di perjalanan, tapi kualitas bibitnya memang bagus,” ujarnya.
Menariknya, Sahir juga menekankan bahwa persoalan jenis atau klon tidak selalu menjadi penentu utama.
“Tidak perlu terlalu pilih-pilih jenis. Yang penting bibitnya bisa beradaptasi dengan iklim setempat, pasti tumbuh subur dan hasilnya baik. Justru kalau jenisnya berbeda-beda dalam satu lahan, itu bisa lebih bagus,” terangnya.
Dengan pendekatan pembibitan lokal, adaptasi iklim, dan pengalaman pelatihan yang ia gali dari PT Mars, Sahir kini menjadi contoh bahwa inovasi tidak harus selalu berasal dari tempat besar. Dari sudut kecil Desa Bengo, ia membuktikan bahwa bibit kakao lokal pun mampu bersaing dan memberi harapan bagi para petani yang menginginkan hasil maksimal.
Penulis : Affandy
