Pendampingan Lanjut di SMP Negeri 1 Kahu: Botol Bekas Jadi Media Tanam Hidroponik, Wujud Nyata Pengelolaan Limbah Anorganik di Sekolah

oleh -437 x dibaca

KAHU, TRIBUNBONEONLINE.COM–Kepedulian terhadap lingkungan dan pengelolaan sampah kini semakin menjadi fokus penting di berbagai sektor, termasuk di lingkungan pendidikan. Hal ini juga tercermin dalam kegiatan pendampingan lanjutan di SMP Negeri 1 Kahu, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone, yang berhasil melaksanakan program inovasi pemanfaatan limbah anorganik, khususnya botol bekas plastik, sebagai media tanam hidroponik. Kegiatan ini bukan hanya sekadar praktik daur ulang, tetapi menjadi bagian dari pembelajaran kontekstual yang mendukung upaya pelestarian lingkungan hidup sejak dini.

Program pendampingan ini dilaksanakan 19-28 Juni 2025 yang merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat lanjutan yang dilakukan oleh Dosen sebagai bentuk Tridharma Perguruan Tinggi dalam berkontribusi langsung kepada masyarakat dalam hal ini Dosen dari Politeknik Negeri Ujung Pandang dibawah naungan Kemendikti Saintek. Pendanaan ini membuktikan sinergi nyata antara perguruan tinggi, sekolah, guru, dan siswa dalam menerjemahkan pengetahuan akademik ke dalam aksi nyata yang bermanfaat secara sosial dan lingkungan. Melalui dukungan ini, dosen bersama guru mampu menghadirkan kegiatan berbasis pemberdayaan, edukasi, dan inovasi sederhana yang aplikatif di lingkungan sekolah.

Berbeda dari pendampingan sebelumnya yang lebih banyak berfokus pada pengolahan limbah domestik organik, pendampingan tahap lanjutan ini tetap difokuskan kepada guru SMP Negeri 1 Kahu. Para guru diberikan pembekalan secara langsung tentang cara mengolah botol bekas menjadi media tanam hidroponik yang sederhana, murah, dan mudah diimplementasikan di rumah maupun di sekolah. Melalui transfer pengetahuan dan keterampilan ini, diharapkan para guru dapat menjadi pionir sekaligus pembimbing bagi siswa dalam mengolah limbah anorganik menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis. Pengisi Masa Libur Sekolah dengan Kegiatan Produktif

BACA JUGA:  Kampanye Sekolah Sehat, UPT SD Inpres 3/77 Watu Ciptakan Lingkungan Belajar Sehat dan Berkualitas

Kegiatan pendampingan ini juga menjadi salah satu strategi positif dalam mengisi masa libur sekolah. Di tengah waktu rehat siswa dari kegiatan belajar formal, para guru tetap produktif dengan meningkatkan kapasitas diri dalam mengolah limbah anorganik. Dengan demikian, ketika sekolah kembali aktif, para guru sudah siap menerapkan pengetahuan ini melalui praktik pembelajaran rutin bagi siswa.

Kepala SMP Negeri 1 Kahu, Andi Hasriani Asfar, S.S., S.Pd., M.M menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap dukungan dan pendampingan yang diberikan oleh dosen dari Politeknik Negeri Ujung Pandang. Menurut beliau, program ini sangat sejalan dengan upaya sekolah dalam membangun budaya adiwiyata dan mendukung target Kabupaten Bone sebagai wilayah yang semakin peduli terhadap pengurangan sampah plastik.

“Kami melihat ini sebagai langkah maju untuk menjadikan sekolah kami sebagai pionir pengelolaan sampah plastik di tingkat sekolah menengah pertama. Melalui pelatihan bagi guru, nantinya siswa dapat terlibat secara rutin, sehingga terbentuk kebiasaan positif sejak dini,” ungkap Kepala Sekolah dalam sambutannya.

Tahap Kegiatan: Dari Teori Hingga Praktik Langsung

Pelaksanaan pendampingan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama diawali dengan penyampaian materi tentang pentingnya pengurangan limbah anorganik, bahaya sampah plastik jika tidak dikelola dengan benar, serta peluang daur ulang melalui teknologi sederhana seperti sistem hidroponik. Para guru juga dikenalkan dengan contoh-contoh kreativitas pemanfaatan botol bekas di beberapa sekolah lain, sehingga memotivasi untuk mengembangkan ide serupa di SMP Negeri 1 Kahu.

BACA JUGA:  Kegiatan Ramadan SDI 12/79 Walenreng 1, Meraih Pahala Sunah Melalui Salat Dhuha Bersama

 

Tahap berikutnya adalah praktik langsung. Guru-guru dilatih memilah sampah botol bekas, membersihkan, memotong, dan merakit botol menjadi wadah hidroponik. Dalam praktik ini, botol-botol bekas air mineral yang biasanya hanya menjadi sampah dibersihkan, diberi lubang drainase, serta dirangkai sedemikian rupa agar dapat dialiri air nutrisi untuk tanaman.

Setelah perakitan, para guru juga diajak mempraktikkan penanaman bibit tanaman sayuran cepat panen, seperti selada, sawi hijau, atau kangkung. Bibit-bibit tersebut diletakkan di media tanam berbasis air nutrisi yang sudah disiapkan. Proses perawatan juga diajarkan, mulai dari menjaga kadar air, memberi nutrisi tambahan, hingga pemantauan pertumbuhan tanaman.

Menjadi Program Rutin Bagi Siswa

Yang membedakan pendampingan tahap lanjut ini adalah tujuan akhirnya. Kegiatan ini dirancang bukan sekadar sekali pelatihan, tetapi akan dijadikan program kegiatan rutin bagi siswa. Artinya, pengetahuan dan praktik yang telah diperoleh para guru akan diteruskan dalam bentuk proyek pembelajaran berkala di setiap semester.

Andi Muhamad Iqbal Akbar Asfar, selaku dosen pelaksana dari Politeknik Negeri Ujung Pandang, menegaskan bahwa kegiatan ini diharapkan mampu membangun karakter siswa yang peduli lingkungan, kreatif, dan mandiri. Dalam wawancaranya, beliau menyampaikan,

“Program ini bukan sekadar praktik daur ulang, tetapi sebuah gerakan membangun karakter generasi muda melalui peran guru sebagai fasilitator utama. Kami ingin kegiatan ini menjadi budaya sekolah, agar siswa terbiasa mengolah sampah menjadi media tanam yang produktif dan ramah lingkungan.”

BACA JUGA:  Kepala MTsN 3 Buka Upacara Pembukaan Diklat PMR Madya, Ini Pesan Yang disampaikan

Dengan adanya rencana program rutin ini, diharapkan SMP Negeri 1 Kahu dapat terus menjadi contoh sekolah inovatif di Kecamatan Kahu, bahkan menjadi rujukan bagi sekolah lain di Kabupaten Bone.

Dampak Jangka Panjang: Lingkungan Bersih, Sekolah Mandiri, Siswa Terampil

Tidak hanya berdampak pada pengetahuan guru dan siswa, hasil panen dari media tanam hidroponik ini juga akan mendukung program pangan sehat sekolah. Sayuran segar hasil panen dapat digunakan untuk mendukung kantin sekolah yang bersih dan sehat, sekaligus menjadi bahan praktik pada pelajaran IPA, Prakarya, atau Kewirausahaan.

Dengan demikian, program ini memiliki multi dampak: mengurangi limbah anorganik di lingkungan sekolah, membiasakan siswa berpikir kreatif dan inovatif, serta membantu menekan biaya kebutuhan sayur harian sekolah. Hal ini juga mendukung misi pemerintah daerah dalam menggalakkan gerakan sekolah hijau dan program pengurangan sampah plastik secara signifikan.

Sekolah sebagai Motor Gerakan Daur Ulang

Melalui pendampingan yang terus berkelanjutan dan dukungan pendanaan dari Politeknik Negeri Ujung Pandang, diharapkan SMP Negeri 1 Kahu mampu membuktikan bahwa sekolah tidak hanya sebagai tempat belajar formal, tetapi juga sebagai motor gerakan lingkungan di tingkat komunitas.

Sinergi antara dosen, guru, siswa, dan masyarakat diharapkan menjadi teladan dalam pengelolaan sampah anorganik di lingkungan pendidikan. Dengan begitu, generasi muda bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan yang kuat untuk masa depan yang lebih lestari. (*/Ipp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.