WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Wajah pendidikan Kabupaten Bone tengah menjalani fase transisi yang signifikan. Sebanyak 176 sekolah kini dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt) dan Pelaksana Harian (Plh) kepala sekolah. Kondisi ini membuka babak baru dalam pola rekrutmen pemimpin sekolah, menandai pergeseran dari pola lama ke pendekatan yang lebih berbasis teknologi dan meritokrasi.
Hal ini diungkapkan Drs. Nursalam, M.Pd, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bone. Menurutnya, mekanisme pengangkatan kepala sekolah kini tak lagi harus melewati Diklat Calon Kepala Sekolah (Cakep) maupun program Guru Penggerak seperti sebelumnya.
“Sekarang untuk menjadi kepala sekolah, guru harus mengikuti tes calon kepala sekolah melalui aplikasi di Ruang Guru. Tes ini berbasis daring dan mandiri, yang dimulai dari registrasi hingga pelaksanaan tes melalui akun masing-masing guru,” jelas Nursalam.
Ia menambahkan, saat ini terdapat lebih dari 3.000 guru di Bone yang memenuhi syarat untuk mengikuti seleksi tersebut. Langkah ini diyakini akan mempercepat pengisian jabatan kepala sekolah secara objektif dan terstandarisasi.
Dukungan terhadap sistem ini juga datang dari Muhammad Rusdi, S.Pd., M.Pd, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Disdik Bone. Ia menegaskan bahwa meski sekolah-sekolah tersebut saat ini masih dijabat oleh Plt dan Plh, hal itu tidak menghambat kinerja dan layanan administrasi pendidikan, terutama menjelang momen penting seperti penerbitan ijazah.
“Sekarang Plt sudah bisa menandatangani ijazah tanpa harus menunggu mandat dari Bupati Bone. Sementara bagi yang masih berstatus Plh, akan segera diproses menjadi Plt agar tidak ada kendala dalam administrasi sekolah,” ujarnya.
Perubahan pola pengangkatan ini mencerminkan langkah progresif Pemerintah Kabupaten Bone dalam merespons tantangan modernisasi pendidikan. Digitalisasi seleksi kepala sekolah tidak hanya menjadi solusi untuk efisiensi, tetapi juga menjadi mekanisme pemetaan potensi kepemimpinan guru secara lebih luas.
Dengan kebijakan baru ini, harapan besar tertumpu pada munculnya kepala-kepala sekolah yang tidak hanya administratif, tapi juga visioner dan adaptif terhadap perubahan zaman. Para guru kini memiliki jalan yang lebih terbuka, namun tetap penuh tantangan, untuk menapaki jenjang kepemimpinan di sekolah. (Ag)