Pertumbuhan Ekonomi Islam di Bumi Pertiwi: Ke Mana Arahnya Saat Ini?

oleh -8,035 x dibaca

Oleh : ANGGER BULAN, S.Pd, Mahasiswa Pascasarjana IAIN Bone

——————————–

DI tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan, ekonomi Islam di Indonesia justru menunjukkan geliat yang menjanjikan. Negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia ini tengah menapaki fase baru dalam pembangunan ekonomi berbasis nilai-nilai syariah.

Data terbaru dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa pada awal tahun 2025, total aset industri keuangan syariah Indonesia telah mencapai Rp.9.927 triliun, yang setara dengan hampir 45 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Angka tersebut mencerminkan semakin kuatnya posisi ekonomi syariah dalam sistem perekonomian nasional.

Fintech dan Inovasi Digital Jadi Motor Baru

Salah satu sektor yang mencuri perhatian adalah pertumbuhan financial technology (fintech) syariah. Indonesia kini menduduki posisi kelima dunia dalam transaksi fintech halal dengan volume mencapai USD 8,5 miliar. Meski begitu, rendahnya literasi digital dan keuangan syariah di kalangan generasi muda menjadi tantangan tersendiri.

“Generasi milenial dan Gen Z punya minat tinggi terhadap keuangan syariah, tapi masih minim informasi tentang cara mengaksesnya dengan aman dan bijak,” ujar Dini Ayu Lestari, peneliti ekonomi syariah dari Jakarta Islamic Economic Forum.

Dana Sosial Islam: Zakat dan Wakaf Produktif Kian Didorong

Pemerintah bersama otoritas terkait juga tengah memperkuat ekosistem zakat dan wakaf produktif sebagai instrumen ekonomi. Potensi zakat nasional diperkirakan mencapai Rp327 triliun per tahun, sementara wakaf aset nasional mencapai Rp170 triliun.

BACA JUGA:  Dibalik Kenaikan Harga PBB-P2

“Pemanfaatan dana sosial Islam bisa menjadi solusi jangka panjang bagi kemiskinan struktural dan ketimpangan ekonomi,” jelas Ahmad Yusuf, Direktur Wakaf Produktif Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Menuju Ekonomi Hijau Syariah

Ekonomi syariah Indonesia juga mengarah pada penguatan sektor ekonomi hijau, dengan penerbitan green sukuk yang digunakan untuk membiayai proyek energi bersih, transportasi ramah lingkungan, dan pelestarian air.

“Keuangan syariah bukan hanya bicara halal, tapi juga bicara maslahat dan keberlanjutan,” ungkap Sri Handayani, pakar ekonomi syariah dari Universitas Indonesia.

Peta Jalan 2025–2029: Literasi dan Inklusi Ditingkatkan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) kini menyusun Masterplan Ekonomi Syariah Nasional 2025–2029. Fokus utamanya mencakup: Peningkatan literasi keuangan syariah dari 43% menjadi 65%, Peningkatan inklusi dari 13% menjadi 30%, Spin-off unit usaha syariah dari bank induk

Digitalisasi layanan keuangan berbasis prinsip syariah. “Ekonomi syariah harus menyentuh lebih banyak lapisan masyarakat, tidak hanya umat Islam tapi seluruh rakyat Indonesia,” tegas Wakil Ketua KNEKS.

Angka-Angka Penting: Potret Terkini Ekonomi Islam di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi Islam di Indonesia bukan hanya terlihat dari geliat pasar dan semangat pelaku usaha, tapi juga tercermin dalam data yang mencengangkan. Berikut beberapa sektor kunci yang menunjukkan seberapa besar dan strategisnya peran ekonomi syariah di Bumi Pertiwi:

BACA JUGA:  KETAHANAN PANGAN DALAM ISLAM (SERI 2): FIQH PANGAN, ETIKA, DAN KEBERKAHAN KONSUMSI

Aset Keuangan Syariah di Indonesia saat ini telah mencapai angka fantastis, yakni Rp9.927 triliun. Angka ini mencakup perbankan syariah, asuransi syariah, pasar modal syariah, hingga lembaga keuangan mikro. Ini menandakan bahwa sistem keuangan berbasis nilai-nilai Islam telah menjadi bagian penting dari perekonomian nasional.

Pertumbuhan Perbankan Syariah juga menunjukkan tren positif. Sepanjang tahun terakhir, sektor ini tumbuh sebesar 7,6% secara tahunan (year-on-year). Ini memperkuat posisi bank syariah sebagai pilihan yang makin diminati masyarakat, baik untuk simpanan maupun pembiayaan usaha.

Di tingkat global, fintech syariah juga tidak kalah bersinar. Nilai transaksinya telah menembus USD 8,5 miliar, mencerminkan tingginya minat generasi muda Muslim terhadap layanan keuangan digital yang halal dan praktis.

Sektor keuangan sosial Islam menyimpan potensi luar biasa. Potensi zakat nasional diperkirakan mencapai Rp.327 triliun per tahun, namun yang terkumpul baru sebagian kecilnya. Bila dioptimalkan, dana zakat ini bisa menjadi solusi nyata untuk pengentasan kemiskinan.

Demikian pula dengan potensi wakaf, yang mencapai Rp.170 triliun. Wakaf tidak lagi terbatas pada lahan kuburan atau masjid, tapi sudah berkembang ke bentuk wakaf tunai dan wakaf produktif untuk pembangunan sekolah, rumah sakit, hingga usaha mikro.

Pemerintah juga tengah mengejar peningkatan literasi keuangan syariah. Targetnya, pada tahun 2029, tingkat literasi masyarakat terhadap ekonomi Islam bisa mencapai 65%. Saat ini, masih banyak masyarakat yang belum benar-benar memahami prinsip dan manfaat ekonomi syariah.

BACA JUGA:  Pembelajaran Model "Jihadis", Lokus Transformasi Radikalisme Agama

Untuk inklusi keuangan syariah, pemerintah menargetkan lebih dari 30% penduduk Indonesia sudah aktif menggunakan layanan keuangan syariah pada tahun 2029. Artinya, layanan keuangan berbasis syariah diharapkan semakin merata dan mudah diakses, termasuk di daerah-daerah seperti Bone.

Penutup: Harapan bagi Negeri

Pertumbuhan ekonomi Islam di bumi Pertiwi tidak hanya menghadirkan optimisme ekonomi, tetapi juga nilai-nilai keadilan, transparansi, dan keberlanjutan yang relevan dengan tantangan zaman. Arah ekonomi syariah kini semakin jelas: menuju sistem ekonomi nasional yang berdaya saing global namun tetap berpijak pada akar nilai-nilai Islam. “Ini momentum Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi Islam dunia, bukan hanya karena jumlah penduduk Muslim-nya, tetapi karena kualitas sistem dan nilai yang diusung,” tambanya:

Ke Mana Arahnya?

Ekonomi Islam di Indonesia saat ini bukan hanya sebuah alternatif, tetapi telah menjadi bagian dari arus utama (mainstream). Namun, arah keberlanjutannya sangat bergantung pada tiga faktor: Komitmen Regulasi dan Pemerintah – konsistensi kebijakan dan keberpihakan fiskal terhadap ekonomi syariah.

Inovasi Teknologi – dari digital banking, fintech, hingga blockchain halal. Kesadaran Sosial Masyarakat – bahwa ekonomi Islam bukan sekadar label, tapi sistem yang menjamin keadilan, etika, dan keberlanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.