“Beppa Janda” di Tangan Generasi Muda Murid MIN 8 Bone Hidupkan Kembali Kue Tradisional Bugis Lewat Aksi Nyata P5

oleh -628 x dibaca

WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Kelas V.A MIN 8 Bone kembali menunjukkan aksi nyata dalam pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin (P5RA) dengan tema “Kearifan Lokal”, melalui kegiatan pelestarian kuliner tradisional khas Bugis Bone: Beppa Janda.

Dengan penuh semangat, para murid terlibat langsung mulai dari proses pembelian bahan di pasar tradisional, hingga tahap memasak dan menghidangkan kue yang berbahan dasar singkong ini. Kegiatan ini dilaksanakan di bawah bimbingan guru pembimbing Hafila dan Nurbaya Made, serta wali kelas Andi Hamrianto, yang terus mendorong murid nya untuk mengenal dan mencintai budaya lokal. Rabu, (28/05/2025).

BACA JUGA:  Aksi Polantas Bone Gunakan Mobil Layanan SIM Bantu Warga Korban Sengatan Listrik

Beppa Janda dikenal sebagai salah satu kue tradisional yang populer di kalangan masyarakat Bugis, bukan hanya karena cita rasanya yang khas, tetapi juga karena namanya yang unik dan mencuri perhatian. Nama ini menjadi daya tarik tersendiri yang membuat murid semakin antusias mempelajari sejarah dan proses pembuatannya.

Selama proses pembuatan, para murid belajar banyak hal — mulai dari mengenal bahan lokal, teknik memasak tradisional, hingga pentingnya kebersamaan dan kerja tim. Momen ini bukan hanya sebagai pembelajaran praktik, tetapi juga sebagai wujud konkret untuk melestarikan kekayaan kuliner Nusantara, khususnya di Kabupaten Bone.

BACA JUGA:  Satlantas Polres Bone Siaga Hadir Untuk Masyarakat Melalui Pengaturan Lalu Lintas

“Kami ingin murid tidak hanya tahu teori, tapi juga merasakan, melakukan, dan menjaga warisan leluhur, salah satunya lewat kue tradisional ini,” ujar Hafila, salah satu pembimbing kegiatan.

Dengan kegiatan ini, MIN 8 Bone membuktikan komitmennya dalam menanamkan nilai-nilai cinta budaya, gotong royong, dan kreatifitas melalui proses belajar yang menyenangkan dan bermakna. Beppa Janda kini tak hanya sekadar camilan manis, tapi menjadi simbol keterlibatan generasi muda dalam menjaga identitas budaya lokal. (A. Anto/Tamzil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.