BONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Hiruk pikuk jelang Konferensi Kabupaten Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Bone yang dijadwalkan berlangsung pada 31 Mei 2025 mulai terasa. Di antara deretan nama yang mencuat, sosok Hj. Andi Rasna, S.Pd., M.Pd. tampil sebagai salah satu kandidat paling diperhitungkan untuk menduduki kursi Ketua PGRI Kabupaten Bone.
Figur perempuan tangguh yang kini menjabat sebagai Plt. Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Nonformal/Kesetaraan (PAUD dan PNF) Dinas Pendidikan Kabupaten Bone ini tak hanya dikenal karena kapasitasnya di jajaran birokrasi pendidikan, tetapi juga karena rekam jejak panjang dan dedikasinya sejak menjadi guru honorer pada 1989.
Mekanisme pemilihan Ketua PGRI dalam Konferensi Kabupaten mengharuskan setiap kandidat mendapat rekomendasi dari pengurus PGRI Cabang. Hj. Andi Rasna memenuhi syarat tersebut, bahkan lebih dari cukup. Ia menjadi nama yang mendominasi di posisi teratas dalam usulan yang diajukan oleh berbagai PGRI Cabang di Kabupaten Bone.
Beberapa di antaranya adalah PGRI Cabang Lappariaja, Palakka, Cina, hingga Cabang Khusus Universitas Muhammadiyah Bone semuanya menempatkan Hj. Andi Rasna pada posisi pertama dalam daftar calon pengurus PGRI Kabupaten Bone. Ini merupakan sinyal kuat bahwa pengabdiannya selama puluhan tahun diapresiasi luas oleh rekan sejawat di berbagai wilayah.
Perjalanan karier Hj. Andi Rasna dimulai sebagai tenaga honorer di SDI 6/75 Tellu Boccoe, Kecamatan Ponre. Tahun 1993, ia resmi diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sekolah yang sama. Sejak saat itu, ia terus berpindah tugas, mengabdi di berbagai satuan pendidikan dasar: SDI 6/75 Biru Tanete Riattang (1996), SDI 10/73 Watangpalakka (1999), SDI 3/77 Samaenre Bengo (2001), dan kembali ke Watangpalakka pada 2003.
Kariernya tidak berhenti di ruang kelas. Tahun 2003 ia menjadi Kepala TK Toddopuli dan juga Plt. Kepala PAUD Kartika Korem 141/Tp. Pada 2017, ia dipercaya sebagai Pengawas PAUD se-Kabupaten Bone. Puncaknya, ia masuk ke jajaran struktural Dinas Pendidikan Kabupaten Bone mulai 2021 sebagai Kasi PAUD, lalu Kasi Sarana dan Prasarana pada 2023, dan kini mengemban tugas sebagai Plt. Kabid Pembinaan PAUD dan PNF.
Kiprah Hj. Andi Rasna tidak hanya mencerminkan dedikasi pribadi, tetapi juga semangat untuk memajukan profesi guru. Dalam setiap jenjang tugasnya, ia selalu menaruh perhatian besar pada kualitas pendidikan anak usia dini serta peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan.
Konferensi Kabupaten PGRI bukan sekadar ajang pemilihan ketua, melainkan momentum penting untuk menyatukan visi para guru dalam membangun dunia pendidikan di Kabupaten Bone. Dengan dukungan yang mengalir dari berbagai cabang dan jejak pengabdian yang kuat, Hj. Andi Rasna adalah simbol dari guru yang tak sekadar mengajar, tetapi juga menginspirasi dan memimpin.
Jika Konferensi Kabupaten PGRI Bone menjadi titik tolak bagi kepemimpinan baru, maka Hj. Andi Rasna adalah salah satu representasi terbaik dari transformasi guru menjadi pemimpin. Ia bukan hanya membawa pengalaman, tetapi juga semangat dan keteguhan hati yang telah ia ukir selama lebih dari tiga dekade di dunia pendidikan.
Tak banyak yang bisa menyaingi jejak panjang pengabdian Hj. Andi Rasna, S.Pd., M.Pd. dalam dunia pendidikan di Kabupaten Bone. Sosok perempuan bersahaja ini bukan hanya tumbuh besar bersama dunia guru, tetapi juga menjadi bagian penting dari denyut organisasi profesi guru sejak lebih dari tiga dekade lalu.
Sejak 1990, Hj. Andi Rasna telah menjadi bagian dari organisasi perempuan Persit Kartika Chandra Kirana hingga 2020. Di lingkungan profesi guru, ia pernah menjabat sebagai Bendahara, Sekretaris, dan Ketua Ranting PGRI Bulu Tempe. Sejak 2017 hingga kini, ia juga menjadi Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kabupaten Bone.
Ia juga dikenal sebagai Assessor PAUD dan PNF tingkat Provinsi Sulawesi Selatan (2019–2023), Asesor BAN PDM Provinsi Sulsel untuk jenjang PAUD hingga SMA, serta pengurus aktif IGTKI Bone. Tak hanya itu, Andi Rasna juga berkontribusi dalam dunia akademik sebagai dosen luar biasa di STAI Al-Gazali, dan kini menjabat sebagai Wakil Ketua Pokja Bunda PAUD Kabupaten Bone.
Pendidikan formalnya pun mengakar kuat di tanah kelahirannya: SD Inpres 10/73 Mappesangka, SMPN 1 Ponre, SPG Negeri 59 Watampone, lalu melanjutkan S1 di STKIP Muhammadiyah Bone dan meraih gelar S2 di Universitas Negeri Makassar.
“Dunia pendidikan adalah rumah saya,” ungkap Hj. Andi Rasna saat dimintai tanggapan terkait pencalonannya. “Saya mengawali semuanya sebagai guru. Saya tahu persis apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan para guru.”
Ia menekankan bahwa jika amanah diberikan kepadanya, ia siap mengabdi sepenuh hati demi kemajuan PGRI Kabupaten Bone. “Ini bukan soal jabatan, ini soal kepercayaan. Kalau pengurus cabang memberikan suara kepada saya, tentu saya harus menjaganya dengan kerja dan tanggung jawab,” tegasnya.
Namun bagi Hj. Andi Rasna, membesarkan PGRI tidak bisa dilakukan sendirian. “Organisasi ini adalah mitra kerja pemerintah. Dukungan dari Bapak Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman tentu menjadi kunci untuk menguatkan langkah PGRI sebagai organisasi profesi yang berdaya,” tambahnya.
Yang menarik, dorongan untuk maju tak hanya datang dari pengurus cabang. Hj. Andi Rasna juga menyebut adanya dukungan dan semangat yang datang dari pengurus PGRI Provinsi Sulsel. “Mereka memberi support moral. Tapi tentu saja, semuanya kembali ke hasil konferensi. Yang punya hak suara adalah pengurus cabang dan kabupaten,” katanya bijak.
Baginya, dukungan yang mengalir, termasuk dari cabang khusus seperti Universitas Muhammadiyah Bone, adalah pintu awal untuk terus melangkah. “Setidaknya ini menjadi jalan bagi saya untuk terus mengabdi. Saya tidak sendiri, saya bersama guru-guru yang ingin membawa PGRI lebih maju,” ucapnya.
Konferensi Kabupaten PGRI Bone kali ini tak hanya tentang siapa yang akan terpilih, tetapi tentang arah baru yang akan ditempuh organisasi guru tertua dan terbesar di negeri ini. Di tengah dinamika pendidikan yang terus berubah, dibutuhkan figur yang tak hanya memahami teori, tetapi juga memiliki pengalaman dan pemahaman langsung dari lapangan.
Dan dalam sosok Hj. Andi Rasna, banyak yang melihat semua itu menyatu guru, organisator, birokrat, akademisi, dan pemimpin perempuan yang berakar dari ruang kelas hingga ke meja kebijakan. (Ag)








