WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM– Pemandangan tak biasa kini menjadi lumrah di kantor-kantor pemerintahan Kabupaten Bone. Jika dulu jam pelayanan sering sepi, pegawai sulit ditemui, dan masyarakat harus bolak-balik hanya untuk mengurus satu dokumen, kini kondisi tersebut mulai berubah drastis. Hadirnya personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sebagai pengawas kedisiplinan telah membawa angin segar dalam budaya kerja Aparatur Sipil Negara (ASN), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), hingga pegawai non-ASN.
Langkah tegas Bupati Bone, H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., MM dan Wakil Bupati Dr. H. Andi Akmal Pasluddin, MM dalam menugaskan Satpol PP untuk mengontrol kedisiplinan langsung di lingkungan kerja terbukti efektif. Setiap hari, dari pagi hingga sore, personel Satpol PP kini hadir di hampir seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan kantor kecamatan. Mereka tak hanya mencatat kehadiran, tetapi juga mengawasi aktivitas pegawai agar menjalankan tugas sesuai amanat undang-undang.
“Dulu banyak yang hanya datang untuk ceklok lalu pergi ke warung kopi, bahkan ke pasar. Sekarang pola seperti itu mulai terkikis,” ungkap Kasatpol PP Kabupaten Bone, H. A. Akbar, S.Pd., M.Pd.
Menurutnya, tanpa pengawasan pun seharusnya pegawai tetap disiplin karena itu merupakan kewajiban sebagai abdi negara. Namun kenyataannya, kata dia, banyak yang selama ini terlalu nyaman.
Langkah ini juga menjadi respons atas keluhan masyarakat yang selama ini merasa sulit menemui pegawai di kantor desa atau kelurahan pada jam kerja. Kini, suasana berubah: instansi yang dulunya jarang menggelar apel pagi, mulai rutin melakukannya. Surat izin sakit dan dinas pun kini harus dibuktikan secara administratif.
“Yang dilakukan Bapak Bupati dan Wakil Bupati sejalan dengan regulasi. Kami hanya menjadi perpanjangan tangan untuk memastikan semuanya berjalan sebagaimana mestinya,” tegas H. A. Akbar.
Bupati Bone, H. Andi Asman Sulaiman, menyebut bahwa wajah pelayanan publik di Bone mulai bertransformasi. Keluhan tentang ketidakhadiran aparat kini berkurang. Menurutnya, kedisiplinan dan kebersihan adalah dua fondasi utama membangun layanan publik yang baik.
“Banyak masyarakat yang mengeluh datang ke kantor desa, kelurahan, bahkan kecamatan, tapi pegawai yang dicari tidak ada. Padahal mereka sudah rela tidak ke sawah demi urus berkas,” ujar Bupati.
Menjawab keresahan itu, Bupati menggandeng Satpol PP untuk memastikan pegawai hadir dan melayani. Hasilnya, kantor pemerintah kini tak lagi sepi dan masyarakat tak lagi harus bolak-balik hanya demi layanan dasar.
Selain kedisiplinan, perhatian Bupati juga tertuju pada kebersihan. Ia mempertanyakan bagaimana masyarakat bisa nyaman datang jika kantor pemerintah kotor, dan bagaimana anak-anak bisa belajar dengan baik jika lingkungan sekolah tidak bersih.
Berbagai inisiatif seperti lomba kebersihan antar-instansi dan sekolah pun digalakkan. Hasil evaluasi terakhir menunjukkan bahwa rata-rata kebersihan kantor dan sekolah kini mencapai 60 persen, bahkan banyak yang telah mencapai 100 persen.
“Ini membuktikan bahwa ketika kita dorong bersama, perubahan itu bisa kita wujudkan,” tambahnya.
Bupati juga berencana menjadikan momen-momen nasional seperti Hari Kemerdekaan dan Hari Pendidikan sebagai ajang untuk memperkuat semangat bersih, rapi, dan disiplin melalui kegiatan yang berkelanjutan.
Langkah-langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Kabupaten Bone tengah bergerak menuju pelayanan publik yang lebih humanis, bersih, dan disiplin. Sebuah perubahan yang nyata, bukan sekadar retorika. (Ag)
