BONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Momentum Hari Jadi Bone (HJB) ke-695 bukan sekadar seremoni. Di tengah semangat kebudayaan dan sejarah panjang Kabupaten Bone, Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, ST, menyampaikan pesan kuat tentang masa depan pembangunan daerah yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat.
Dalam puncak peringatan HJB yang digelar penuh khidmat, Gubernur hadir bersama para kepala daerah se-Sulsel. Ia menekankan pentingnya fokus bersama dalam pembangunan infrastruktur yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
“Silakan ajukan program sekarang, saya ingin harapan bupati/wali kota bisa kami wujudkan di Pemprov,” tegas Gubernur Andi Sudirman, yang disambut tepuk tangan hadirin.
Ia mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Sulsel telah mengelola efisiensi anggaran sebesar Rp3,3 triliun, di mana sekitar 40 persen dari dana tersebut telah diarahkan untuk mendukung program strategis nasional dan provinsi. Dari angka tersebut, Rp2,4 triliun khusus dialokasikan untuk perbaikan infrastruktur jalan di seluruh Sulsel.
“Semua ini kita lakukan karena infrastruktur adalah masalah utama di semua daerah. Sesuai perintah undang-undang, minimal 40 persen anggaran harus menyasar infrastruktur,” jelasnya.
Dalam rincian alokasi anggaran, Gubernur menyebutkan bahwa:
Rp60 miliar akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan di Tana Batu, Rp180 miliar dialokasikan untuk jalan Gowa–Makassar, dan Untuk Kabupaten Bone, telah disiapkan Rp75 miliar, di luar anggaran jalan.
Lebih jauh, Gubernur menyampaikan keyakinannya bahwa jika pembangunan infrastruktur dikelola dengan baik, para kepala daerah tidak perlu terlalu keras berkampanye untuk periode selanjutnya. “Percaya saya, jika ini diwujudkan di daerah, kepala daerah tidak perlu kampanye lagi untuk periode berikutnya. Rakyat akan merasakan sendiri manfaatnya,” ujarnya lugas.
Selain infrastruktur, Gubernur juga menyoroti sektor penting lainnya seperti pertanian, perikanan, dan hortikultura. Menurutnya, masalah pertanian menjadi prioritas setelah infrastruktur, sebelum kemudian bergeser ke sektor-sektor lainnya yang menopang perekonomian masyarakat.
“Teorinya sederhana: laksanakan amanah rakyat. Lihat apa yang menjadi kebutuhan massif masyarakat, dan penuhi itu. Itulah pembangunan sesungguhnya,” pungkasnya.
Dengan semangat peringatan HJB ke-695, harapan akan pembangunan yang lebih merata dan menyentuh akar kehidupan masyarakat kembali menguat. Dani Andi Sudirman mengingatkan, bahwa membangun Sulawesi Selatan berarti membangun dari desa-desa, dari jalan-jalan kecil yang menjadi urat nadi ekonomi rakyat. (Ag)