WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Sebuah terobosan dilakukan oleh Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Universitas Muhammadiyah (UNIM) Bone dalam memberdayakan masyarakat Kecamatan Cina Khususnya Mitra Poktan Wanua Cina melalui inovasi pengolahan limbah kelapa berbasis zero waste.
Tim yang diketuai oleh Dr. A. M. Irfan Taufan Asfar, MT., M.Pd, dengan anggota Dr. Romi Adianyah, M.Pd dan Syarif Nur, M.Pd, telah mengimplementasikan teknologi dan metode pengolahan limbah kelapa menjadi produk bernilai tinggi yang ramah lingkungan. PKM ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbud Ristekdikti.
Kegiatan PKM ini bertujuan untuk mengurangi limbah kelapa yang selama ini hanya terbuang percuma, serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Melalui pendekatan zero waste, tim berhasil mengolah tempurung kelapa menjadi briket (cococharcoal), serabut kelapa menjadi cocofiber dan cocopeat, serta memproduksi Virgin Coconut Oil (VCO) dari daging kelapa.
“Kami melihat potensi besar dari limbah kelapa yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Melalui teknologi dan metode yang kami perkenalkan, masyarakat dapat mengolah limbah kelapa menjadi produk-produk yang tidak hanya bernilai ekonomi tinggi tetapi juga ramah lingkungan,” ujar A.M. Irfan Taufan Asfar, Ketua Tim PKM dalam rilis diterima, Rabu (18/09/2024).
Selama pelaksanaan program, tim PKM melakukan pelatihan intensif kepada Mitra Poktan Wanua Cina mengenai cara-cara pengolahan limbah kelapa. Pelatihan ini mencakup teknik-teknik pembuatan cococharcoal (briket tempurung kelapa), pengolahan serabut kelapa menjadi cocofiber dan cocopeat, serta proses pembuatan VCO. Warga desa dilatih secara langsung dan diberikan pendampingan agar mampu mengaplikasikan teknik-teknik tersebut secara mandiri.
“Respons dari Mitra sangat positif. Mereka antusias mengikuti pelatihan dan mulai melihat manfaat ekonomi yang bisa mereka dapatkan dari limbah kelapa,” tambah Andi Irfan.
“Kami berharap, melalui program ini, Desa Tanete khususnya dan Kecamatan Cina dapat menjadi model bagi Kecamatan lain dalam hal pemanfaatan limbah kelapa secara berkelanjutan,” sambungnya.
Tidak hanya fokus pada pelatihan, tim PKM juga membantu warga dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk produk-produk yang dihasilkan. Tim memperkenalkan konsep pemasaran digital, termasuk penggunaan media sosial dan e-commerce, untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Hasilnya, produk-produk olahan kelapa dari Mitra Poktan Wanua Cina akan mulai melakukan promosi di luar daerah dalam waktu dekat ini.
Romi Adianyah, salah satu anggota tim, menjelaskan bahwa pengembangan strategi pemasaran ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dari program yang telah dilaksanakan. “Kami ingin masyarakat desa tidak hanya mampu memproduksi, tetapi juga menjual produk mereka dengan baik. Ini akan membantu mereka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan,” ujarnya.
Adanya program PKM ini, diharapkan masyarakat Desa Tanete Khususnya Mitra Poktan Wanua Cina dapat terus mengembangkan dan mengoptimalkan pengolahan limbah kelapa untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Tim PKM Universitas Muhammadiyah Bone berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan dan dukungan bagi masyarakat desa dalam upaya mereka menuju kemandirian ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi yang berpotensi menjadi produk unggulan desa. (*Red)