BONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Atlet Judo asal Sulawesi Selatan, Aditya Wahyudi, membantah pemberitaan yang dirilis oleh media cetak TRIBUN BONE yang mencatut namanya. Berita tersebut menyatakan bahwa atlet Sulsel merana menjelang PON XXI karena belum adanya Training Centre, yang seolah-olah dikonfirmasi oleh dirinya.
Aditya Wahyudi, yang disebut dalam berita itu, menyatakan tidak pernah memberikan keterangan seperti yang diberitakan pada 21 Juni 2024. Ia menegaskan bahwa selama ini KONI Sulsel telah mendukung penuh persiapan atlet menjelang PON XXI di Aceh-Sumut.
“Saya tidak pernah diwawancarai atau memberikan pernyataan seperti itu. Selama ini, KONI Sulsel selalu mendukung kami dalam persiapan menghadapi PON, termasuk biaya training yang diberikan sejak Maret hingga sekarang dan kami rutin berlatih dua kali seminggu di kantor KONI Sulsel,” kata Aditya
Mujiburrahman, Sekretaris Umum KONI Sulsel, juga menyatakan heran terhadap berita yang tidak terkonfirmasi tersebut. Menurutnya, sebelum memuat berita, media sebaiknya melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada pengurus KONI Sulsel. Ia menegaskan bahwa program pembinaan atlet sudah berjalan sejak Februari setelah Babak Kualifikasi PON tahun lalu, melalui masing-masing cabor.
“Sebaiknya sebelum memuat berita, “tabayyun dulu”, konfirmasi dulu kepada Pengurus KONI Sulsel apakah benar kami tidak melakukan program pembinaan atlet. Program rutin dan program kerja menghadapi PON sudah berjalan sejak Februari. Bahkan kami punya kalender olahraga khusus PON yang disepakati oleh 68 cabang olahraga dan 24 KONI Kabupaten/Kota pada Rapat Kerja Provinsi KONI Sulsel September 2023 lalu,” ujar Mujiburrahman.
Ia juga menjelaskan bahwa meskipun anggaran hibah KONI Sulsel tahun 2024 lebih rendah dibanding PON sebelumnya, bukan berarti tidak ada upaya yang dilakukan. Malah kami salut kepada pak ketua Umum, Yasir Machmud bahkan meminjamkan dana pribadi sebesar 350.000.000 untuk biaya rutin KONI sejak Januari hingga bulan mei dan digantikan setelah anggaran hibah cair bulan Mei ini.
“Anggaran untuk PON XXI ini memang lebih rendah dibandingkan dengan PON XX Papua, tapi bukan berarti kami tidak melakukan apa-apa. Alhamdulillah, PJ Gubernur Prof. Zudan sudah berkomitmen untuk menambahkan anggaran yang dibutuhkan,” tambahnya.
KONI Sulsel juga telah membentuk satuan tugas sejak Februari, ada tiga grup pengurus yang fokus pada berbagai aspek persiapan PON. Herman Hading, Wakil Ketua Umum I, memimpin validasi dan finalisasi kuota atlet beserta pemusatan latihan atlet, Chalik Suang, Wakil Ketua Umum II, menangani “real cost” efesiensi kebutuhan anggaran, dan Prof. Wasir, Wakil Ketua Umum III, monitoring dan verifikasi alat tanding yang akan digunakan para atlet.
Termasuk membentuk Tim Conditioning Training (CT) dan Monitoring dan Evaluasi (Monev) yang melibatkan 21 personil yang bertugas secara profesional pada pemusatan latihan, yang semuanya berjalan normal, pemeriksaan kesehatan tahap I dan tes fisik sudah dilaksanakan dan berjalan lancar di bulan ini, ungkapnya.
“Kami keberatan nama kami dicatut seakan-akan memberikan keterangan seperti yang diberitakan itu. Kami berharap media lebih bijaksana dalam memberitakan informasi dan selalu melakukan verifikasi terlebih dahulu,” pungkas Aditya Wahyudi.
“Dengan adanya bantahan ini, diharapkan media lebih berhati-hati dalam memberitakan informasi yang melibatkan nama dan reputasi individu, khususnya atlet yang tengah berjuang untuk mengharumkan nama daerah di kancah nasional, jangan sampai ini menganggu psikis kami para atlet. Kami tidak cari uang, yang kami cari adalah prestasi untuk mengharumkan nama daerah,” ungkapnya. (Ag)