SINJAI, TRIBUNBONEONLINE.COM–Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UNIM) Bone kembali torehkan prestasi dikancah nasional pada Program Kreativitas Mahasiswa skema Riset Sosial Humaniora (PKM-PM). Tim riset berhasil meloloskan proposal pada pendanaan tahun 2023 dengan judul “Ritual Mappogau Sihanua: Meretas Nilai Kesakralan Eksistensi Adat Karampuang dalam Perspektif Cultural Determinism”.
Untuk menindaklanjuti kelolosan proposal ini, tim melakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan menghadirkan aparat desa dan beberapa masyarakat yang tinggal di kawasan Kampung Adat Karampuang, Desa Tompobulu, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai.
FGD dilaksanakan di Kantor Desa Tompobulu pada Kamis (03/08/2023) dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi, pandangan, dan persepsi dari sekelompok masyarakat yang memiliki kepentingan atau pengalaman yang relevan terkait dengan kegiatan ritual Mappogau Sihanua pada adat Karampuang.
Pelaksanaan FGD yang tim riset lakukan sangat disambut baik oleh masyarakat setempat yang ada di lokasi, bahkan beberapa diantaranya sangat antusias dengan tema riset yang kami angkat. Antusiasme masyarakat terlihat ketika mengajukan pertanyaan dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap riset ini.
“Selama ini memang sering terjadi pro kontra antara masyarakat setempat terkait pelaksanaan ritual Mappogau Sihanua, bahkan banyak yang mempercayai dampak negatif ketika tidak melaksanakan ritual ini”, tutur Mansur selaku salah satu aparat desa yang menghadiri FGD.
Andi Nurhidayah Abidin selaku ketua tim juga mengungkapkan bahwa riset yang dikaji dari perspektif cultural determinism menggunakan pendekatan antropologoi yang berfokus pada studi tentang manusia, masyarakat, dan budaya. Tujuan riset ini adalah untuk memahami perbedaan dan kesamaan budaya di berbagai kelompok masyarakat, serta menggali informasi tentang bagaimana manusia berinteraksi, beradaptasi, dan berkembang dalam berbagai lingkungan dan situasi sosial.
“Fokus riset kami adalah untuk mencari tahu apakah kepercayaan masyarakat terhadap ritual Mappogau Sihanua masih kental terhadap ketakutan roh-roh nenek moyang atau hanya sekadar bentuk rasa syukur atas keberhasilan panennya”, tutur Ayu Handira selaku anggota tim.
Melalui kegiatan FGD ini, tim juga mengungkapkan rasa bangga dan berterima kasih atas kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi pada pelaksanaan riset. Harapan kedepannya bagi tim adalah riset ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat luas mengenai bagaimana ritual Mappogau Sihanua mempengaruhi dan membentuk nilai-nilai keagamaan, sosial, dan budaya dalam masyarakat adat Karampuang.
Melalui sudut pandang cultural determinism, penelitian ini juga bertujuan untuk menyelidiki bagaimana ritual Mappogau Sihanua menjadi faktor penting yang memengaruhi perilaku, keyakinan, dan interaksi sosial dalam masyarakat adat Karampuang. (Ril/Irfan)