SCF–YLPMI Gelar Demosite Kebun Dapur dan Agroforestry

oleh -237 x dibaca

LAPPARIAJA, TRIBUNBONEONLINE.COM– Sabtu (6/12/2025), suasana Tapak Percontohan Pertanian Cerdas Iklim Landa Lives pada Sub Landscape 67 Bulutana di Desa Waekeccee, Kecamatan Lappariaja, tampak semarak. Sekitar 25 peserta dari Desa Hilir Tempe, Lallatang, dan Ajallasse, yang terdiri dari perempuan dan laki-laki—mengikuti kegiatan Demosite Kebun Dapur dan Agroforestry yang difasilitasi Sulawesi Cipta Forum (SCF) bersama Yayasan Lembaga Pengkajian Masyarakat Indonesia (YLPMI). Program ini dirancang untuk meningkatkan mata pencaharian berbasis iklim serta memperkuat ketahanan pangan masyarakat marginal dan kelompok perempuan di Kabupaten Bone.

Pada sesi pertama, peserta diajak langsung melihat praktik kebun dapur, mulai dari cara membudidayakan tanaman pekarangan seperti terong, tomat, dan cabai, hingga pelatihan pembuatan pestisida nabati dan pupuk kompos padat. Seluruh materi dipandu oleh Rusdiaman, pengelola tapak percontohan sekaligus pemilik lahan. Peserta tampak antusias menanyakan berbagai teknik budidaya, terutama cara menjaga kesuburan tanah dan pengendalian hama secara alami.

BACA JUGA:  Kenalkan Lingkungan Sekolah, UPT SD Inpres 6/75 Kading Laksanakan MPLS

Sesi berikutnya dilanjutkan di Desa Turuadae, Kecamatan Ponre, tempat peserta diperkenalkan dengan praktik agroforestry, model pertanian yang menggabungkan tanaman jangka panjang seperti kakao, mangga, dan berbagai tanaman buah bernilai ekonomi. Di lokasi ini, Abidin selaku pengelola tapak memaparkan bagaimana agroforestry mampu menciptakan pendapatan berkelanjutan sekaligus menguatkan fungsi ekologis lahan.

Kegiatan ini turut dihadiri Ir. Andi Mabbiritta, penanggung jawab Program Pertanian Cerdas Iklim Kabupaten Bone. Ia menekankan bahwa pelatihan ini bukan sekadar kegiatan teknis, tetapi langkah penting membangun kesadaran baru bagi petani di Kabupaten Bone. Menurutnya, program demosite adalah investasi pola pikir jangka panjang agar masyarakat mampu mengelola kebun dapur maupun agroforestry secara mandiri, adaptif terhadap perubahan iklim, dan berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa keterampilan seperti pembuatan kompos, pestisida nabati, serta diversifikasi tanaman akan memperkuat ketahanan pangan rumah tangga sekaligus membuka peluang ekonomi baru.

BACA JUGA:  Danramil 11/Barebbo Menjadi Irup Upacara Bendera di SMPN 1 Barebbo 

Ir. Andi Mabbiritta juga menyampaikan harapannya agar peserta dari tiga desa tersebut dapat menjadi penggerak utama di wilayah masing-masing. Ia mengatakan bahwa apa yang dipelajari hari ini harus berlanjut menjadi aksi nyata, mulai dari menghadirkan kebun dapur di setiap halaman hingga memperluas praktik agroforestry di kebun-kebun warga, sehingga masyarakat Bone semakin siap menghadapi tekanan iklim yang berubah-ubah.

Lebih jauh, ia menilai Kabupaten Bone memiliki potensi besar di sektor pertanian, namun belum sepenuhnya dimanfaatkan. Menurutnya, masih banyak masyarakat yang bergantung pada pola tanam musiman dan hanya mengelola satu atau dua jenis komoditas. Melalui pertanian cerdas iklim, masyarakat didorong untuk lebih beragam dalam menanam, memanfaatkan pekarangan, serta memperkuat komoditas jangka panjang seperti kakao dan mangga, sehingga Bone dapat menjadi contoh praktik pertanian adaptif di Sulawesi Selatan.

BACA JUGA:  SD Negeri 27 Passippo Peduli, Beri Bantuan Korban Kebakaran 

Dengan antusiasme peserta dan dukungan lembaga pendamping, program demosite ini diharapkan menjadi titik awal tumbuhnya praktik pertanian yang lebih cerdas, produktif, dan tangguh menghadapi perubahan iklim di Kabupaten Bone.

Penulis :Affandy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.