Pengembangan Situs Sejarah Bola Soba Jadi Perbincangan dalam Forum FGD di Bone

oleh -136 x dibaca
Suasana forum Fokus Group Discussion (FGD) berlangsung alot di Aula Grand Nur Hotel, Jum'at (24/10/2025).

Rencana Pembangunan Masjid di Lokasi Eks Bola Soba Menuai Pro dan Kontra

WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Rencana revitalisasi dan pengembangan situs sejarah Bola Soba menjadi topik hangat dalam Forum Fokus Group Discussion (FGD) yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Bone. Acara tersebut berlangsung di Hotel Grand Nur, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Watampone, Jumat (24/10/2025), dalam rangkaian kegiatan Festival Bone Riolo. Forum ini dihadiri oleh akademisi, tim ahli Cagar Budaya, tokoh budayawan, tokoh agama, serta berbagai elemen masyarakat.

FGD dibuka oleh Wakil Bupati Bone H. Andi Akmal Pasluddin, yang menyampaikan pentingnya forum tersebut sebagai ajang komunikasi publik antara pemerintah dan masyarakat. Dalam sambutannya, Andi Akmal menyatakan bahwa forum ini sangat penting untuk memastikan bahwa kebijakan pemerintah dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Forum ini sebagai komunikasi publik yang penting, agar kebijakan pemerintah dapat dipahami oleh semua elemen masyarakat. Kita semua adalah stakeholder dalam pembangunan Bone yang harus berkelanjutan,” ujarnya.

Namun, terkait kelanjutan pembangunan Bola Soba, Andi Akmal mengakui adanya kendala besar dalam hal anggaran, di mana prioritas anggaran saat ini difokuskan pada perbaikan infrastruktur jalan. Meskipun demikian, ia menegaskan komitmen pemerintah untuk tetap melanjutkan pembangunan Bola Soba di masa depan.

BACA JUGA:  Pengurus Kabupaten Federasi Hockey Indonesia (PENGKAB FHI) Bone Segera Dibentuk

“Infrastruktur jalan menjadi fokus utama kami saat ini, namun komitmen kami untuk menyelesaikan pembangunan Bola Soba tetap ada,” jelasnya.

Wakil Bupati juga menanggapi rencana pemerintah untuk membangun masjid di lokasi eks Bola Soba. Ia menegaskan bahwa masukan dari masyarakat sangat diharapkan untuk memastikan kebijakan tersebut bisa diterima dengan baik oleh publik.

Sementara itu, Prof. Muhlis Hadrawi, akademisi dan tim ahli Cagar Budaya, dalam pemaparannya menekankan pentingnya situs Bola Soba sebagai warisan budaya Kabupaten Bone. Menurutnya, pembangunan Bola Soba bukan hanya sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan untuk melestarikan sejarah kerajaan Bone.

“Pembangunan Bola Soba adalah suatu keharusan yang harus kita wujudkan. Ini adalah bukti sejarah kerajaan Bone yang harus kita jaga dan lestarikan,” ujar Prof. Muhlis.

Tim ahli Cagar Budaya juga berharap agar pembangunan masjid di lokasi eks Bola Soba tetap memperhatikan aspek arsitektur yang mengintegrasikan budaya Bugis. Hal ini bertujuan agar masjid yang dibangun tidak hanya megah, tetapi juga mencerminkan identitas budaya lokal.

Pada kesempatan itu, Balai Pelestarian Kebudayaan Sulsel turut memberikan beberapa rekomendasi, di antaranya mengenai pencabutan SK Kemendikbud Nomor 240 Tahun 1999 yang mengatur status Bola Soba sebagai situs Cagar Budaya. Balai Pelestarian Kebudayaan mendukung pelestarian sisa bangunan Bola Soba yang berupa serambi sebagai benda Cagar Budaya yang merepresentasikan perjalanan sejarah Kerajaan Bone.

BACA JUGA:  BPS Sinjai Buka Akses Statistik Untuk Mendorong Pelajar Melek Data

Lebih lanjut, mereka juga memberikan dukungan terhadap rencana pembangunan fasilitas umum berupa masjid yang mengusung nuansa kebudayaan Bone di lokasi tersebut dan bersedia terlibat dalam diskusi perencanaan pembangunan.

Namun, kritik muncul dari Andi Paomi, perwakilan Rumah Kreasi Budaya Bangsa, yang juga tergabung dalam Aliansi Gerakan Peduli Bola Soba. Menurutnya, pembangunan masjid di lokasi eks Bola Soba melanggar aturan yang ada, mengingat jaraknya dengan masjid yang sudah ada di sekitar 50 meter, padahal menurut regulasi seharusnya jaraknya minimal 500 meter.

“Pembangunan masjid ini sudah menyalahi aturan, karena masjid yang sudah ada hanya berjarak sekitar 50 meter dari lokasi eks Bola Soba. Kami menolak pembangunan masjid ini dan berharap pemerintah segera membangun kembali Bola Soba,” tegas Andi Paomi.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Muhammad Alamsyah, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Bone. Menurut Alamsyah, diskusi mengenai pembangunan Bola Soba harus melibatkan kajian yang lebih mendalam dan perlu dilaksanakan dalam forum yang lebih luas dengan durasi yang lebih panjang, bahkan dengan kualifikasi nasional atau internasional.

BACA JUGA:  Hari Ke-10 Ops Patuh 2025, Satlantas Polres Bone Jaring Pengendara di Bawah Umur

“Kami berharap diskusi ini bukan hanya karena tuntutan atau ‘COD’ tertentu, melainkan sebagai keputusan yang matang dan berbasis kajian yang mendalam,” ujarnya.

Alamsyah juga menekankan pentingnya memperhatikan aspek budaya dalam pembangunan masjid. Ia berharap desain masjid yang dibangun di lokasi eks Bola Soba dapat mengintegrasikan elemen-elemen budaya Bone, seperti yang terlihat pada ikon budaya di Pantai Losari, sehingga masjid tersebut dapat menjadi sebuah simbol budaya yang kuat.

Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bone, Andi Murni AL, S.E., M.Hum., selaku ketua pelaksana kegiatan FGD ini berharap forum ini dapat menghasilkan titik temu terbaik antara semua pihak terkait. Ia menegaskan bahwa diskusi ini merupakan langkah penting dalam memastikan kelanjutan proyek yang menjadi ikon budaya Kabupaten Bone tersebut.

“Kami berharap forum ini dapat menghasilkan kesepakatan yang dapat diterima semua pihak dan memastikan pembangunan Bola Soba dapat dilanjutkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, terutama pelestarian budaya,” pungkas Andi Murni.

Forum ini juga dihadiri oleh sejumlah pihak terkait, seperti Kepala Dinas BMCKTR, Kepala Dinas Pariwisata, Anggota DPRD Komisi IV, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Sulsel, Ketua dan Anggota TACB Kabupaten Bone, serta berbagai organisasi masyarakat lainnya.

Laporan: Sugianto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.