Dua Pelajar SMP Islam Athirah Bone Lolos ke Final OPSI Nasional dengan Inovasi Berbasis AR

oleh -111 x dibaca

BONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Kabar membanggakan kembali datang dari dunia pendidikan Kabupaten Bone. Satu tim penelitian ilmiah dari SMP Islam Athirah Bone sukses menembus Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Tingkat Nasional 2025, ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Keputusan kelolosan ini diterima sekolah pada 23 Oktober 2025, berdasarkan pengumuman resmi panitia OPSI. Tim yang beranggotakan Aisyah Inara dan Sri Mutia Lestari, dua siswi kelas VIII Ar Rafi dan VIII Ar Rasyid, berhasil menarik perhatian juri dengan gagasan penelitian bertajuk:

“Wana-Cus (Wanua Cultural Sustainability); Revitalisasi Wanua Museum berbasis Augmented Reality (AR) sebagai upaya mendukung keberlanjutan kehidupan masyarakat pesisir.”

Ide yang lahir dari kepedulian terhadap pelestarian budaya lokal ini berhasil menempatkan mereka sebagai salah satu wakil Sulawesi Selatan di ajang final nasional yang akan digelar di Universitas UBAYA, Surabaya, pada 10–16 Oktober 2025.

BACA JUGA:  Tahun Ajaran Baru, MI Arrahman Pajekko Rapat Pembagian Tugas

Pelatih Tim Karya Tulis Ilmiah SMP Islam Athirah Bone, Wahidah Febriya Ramadhani, menceritakan bahwa capaian ini merupakan buah dari proses panjang yang penuh dedikasi.

“Penyusunan ide dimulai sejak Desember 2024, kemudian proposal diunggah pada April 2025,” kenangnya. “Kami menerima pengumuman lolos tahap penelitian pada Mei 2025, lalu penelitian berlangsung sepanjang Juni hingga September, sebelum akhirnya hasil akhir diunggah pada 8 Oktober 2025.”

Ia mengaku penuh syukur dan bangga atas hasil kerja keras para pelajarnya.

“Dari tiga tim yang kami kirim ke seleksi nasional, satu tim berhasil lolos ke final di Surabaya. Ini kebanggaan luar biasa, bukan hanya bagi sekolah tapi juga bagi daerah,” ujarnya penuh haru.

BACA JUGA:  Perluas Jaringan Internasional, UNIM Bone MoU dan MoA dengan Universitas Muhammadiyah Malaysia 

Kepala SMP Islam Athirah Bone turut menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian ini.

“Keberhasilan tim karya tulis ilmiah ini mencapai tingkat nasional tidak lepas dari doa, kerja keras, serta dukungan para guru yang senantiasa menumbuhkan semangat berprestasi di kalangan siswa,” tuturnya.

Ia menegaskan bahwa prestasi ini menjadi bukti nyata komitmen sekolah dalam mengembangkan budaya riset, literasi, dan inovasi di lingkungan SMP Islam Athirah Bone.

Melalui karya “Wana-Cus”, Aisyah dan Mutia berupaya menunjukkan bahwa teknologi tidak harus menjauhkan generasi muda dari akar budaya. Justru sebaliknya, inovasi seperti Augmented Reality (AR) dapat menjadi jembatan untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai lokal kepada masyarakat dengan cara yang modern dan menarik.

BACA JUGA:  Festival Disdik Jilid II Ditutup, Cahaya Ilmu dan Semangat Prestasi Anak Bone Terus Berkobar

“Wana-Cus bukan sekadar proyek penelitian, tapi bentuk cinta kami pada budaya Bone dan masyarakat pesisir,” ungkap Aisyah dengan mata berbinar.

Prestasi ini menjadi bukti bahwa SMP Islam Athirah Bone bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga ruang tumbuhnya generasi yang berani bermimpi, meneliti, dan berinovasi untuk masa depan.

Dan dari Bone, dua pelajar muda kembali menyalakan obor harapan bahwa penelitian bukan sekadar lomba, melainkan jalan untuk menjaga warisan dan membangun peradaban. (Ag)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

No More Posts Available.

No more pages to load.