WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Pada Rabu, 22 Oktober 2025 di Lapangan Merdeka Watampone dipenuhi lautan sorban dan peci putih, pakaian putih dan semangat berkobar. Sekitar 2.000 santri dari 29 pondok pesantren, beberapa madrasah dan oraganisasi masyarakat se-Kabupaten Bone, berkumpul dalam suasana penuh khidmat untuk mengikuti Apel Serentak Hari Santri Nasional 2025.
Dengan mengusung tema nasional “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, peringatan Hari Santri tahun ini menjadi momentum yang sarat makna bukan sekadar peringatan sejarah, tetapi juga perenungan spiritual atas peran ulama, kiai, syuhada dan para santri bagi bangsa Indonesia.
Hari Santri adalah Anugerah Allah untuk Indonesia Merdeka
Dalam sambutannya, Bupati Bone membacakan pidato seragam Kementerian Agama RI dengan bersemangat penuh inspirasi.
Hari Santri merupakan anugerah Allah bagi bangsa Indonesia, karena dari rahim pesantren lahir generasi pejuang yang menyalakan api kemerdekaan dan menjaga nilai-nilai keislaman dalam bingkai kebangsaan.
Dalam sambutannya ditambahkan, berbanggalah sebagai warga Bone yang di dalamnya melahirkan tiga menteri hebat saat ini, salah satunya Ag. Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA yang lahir dari rahim pesantren untuk mengawal bangsa Indonesia menuju gerasi emas 2045”.

Beliau juga menyampaikan pesan khusus kepada para ulama, kiai, dan para santri agar senantiasa mendoakan perjalanan kepemimpinan di Kabupaten Bone agar tetap diberkahi, diberi kekuatan, dan istiqamah dalam mengabdi untuk masyarakat Bone.
Santri adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah kemerdekaan.
Dr. Muhammad Asriady, S. Hd.,M.Th.I. menyatakan, dari pesantrenlah lahir ulama, pejuang, dan pemimpin yang mencintai agama sekaligus tanah air. Maka, Hari Santri adalah anugerah Allah untuk Indonesia”.
Mari bersinergi agar melahirkan energi positif untuk menghadapi berbagai tantangan zaman. Beradaptasi dengan teknologi, menginsersi diri tentang Ilmu pengetahuan yang holistik, dan ikut terlibat aktif sebagai agent of sosial control.
Harapannya, selaku pendidik mari mendidik santri dengan cara cerdas, cerah mencerahkan, dan selaku santri mari menjadi santri yang cerdas, cerah dan mencerahkan. (*/Asdar)







