WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Suasana meriah dan penuh warna memenuhi halaman MIN 8 Bone saat pelaksanaan Market Day yang melibatkan murid. Kegiatan ini menjadi ajang pembelajaran luar kelas yang menyenangkan sekaligus sarat nilai edukatif, di mana murid diajak menjadi pedagang cilik yang menjajakan aneka jajanan tradisional khas Bugis dengan bahan dasar ubi dan pisang Sabtu, (31/05/2025).
Salah satu yang mencuri perhatian adalah partisipasi dari kelas V.A di bawah bimbingan wali kelas Andi Hamrianto. Para murid menghadirkan beragam jajanan tradisional seperti kue tradisional, kolak, hingga minuman segar, yang ditata dengan apik dan tetap mempertahankan unsur tradisional. Di antara para peserta, tampak Adibah Khanza Az-Zahra dan Arifki Saputra menyajikan jajanan dengan sentuhan tampilan modern, namun tetap mempertahankan cita rasa asli tradisional hingga jajanannya laris manis.
Sementara itu, Muh. Zaman Al Alim turut menampilkan kreasi modern yang tetap berpadu dengan rasa khas Bugis, membuat banyak pengunjung, baik guru, murid lain, maupun orang tua, antusias mencicipi dan memberi apresiasi.
Kepala MIN 8 Bone, Hj. Harnidah, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesuksesan kegiatan ini. “Market Day bukan hanya ajang berjualan, tetapi juga media belajar tentang kerja sama, komunikasi, tanggung jawab, dan tentu saja nilai-nilai ekonomi sejak dini. Murid -murid belajar mempersiapkan produk, menghitung modal dan keuntungan, hingga menawarkan barang dengan percaya diri,” tuturnya.
Menariknya, kegiatan ini bukan semata-mata tentang mencari keuntungan. Orang tua murid yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, “Yang paling penting bukan soal laku atau tidaknya jualan murid-murid, tetapi bagaimana mereka belajar bersosialisasi, mengelola uang, dan memahami arti kerja keras. Ilmu yang didapat jauh lebih berharga dari sekadar untung,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini membuka mata murid -murid terhadap dunia nyata dengan cara yang menyenangkan dan penuh pengalaman.
Kegiatan Market Day ini benar-benar meninggalkan kesan mendalam, tidak hanya sebagai kegiatan jual beli semata, melainkan sebagai panggung pembelajaran karakter, budaya, dan keterampilan hidup yang menyenangkan.
Kegiatan ini pun menjadi langkah awal menuju kemandirian, kreativitas, dan kecintaan anak terhadap budaya lokal di era modern. Tak hanya menghidangkan makanan, tapi juga nilai, semangat, dan harapan masa depan. (A. Anto/Tamzil)







