Dr.Naimah Paronda1, Supratman2, Siska Rinanti3 ,Umil Musfira4,Arifka Adriani5,Hardina6
1 Department of , Universitas Muhammadiyah Bone, Indonesia
2 Department of , Universitas Muhammadiyah Bone, Indonesia
3 Department of , Universitas Muhammadiyah Bone, Indonesia
4 Department of , Universitas Muhammadiyah Bone, Indonesia
5 Department of , Universitas Muhammadiyah Bone, Indonesia
6 Department of , Universitas Muhammadiyah Bone, Indonesia
@gamial.com
Abstrak
Pendidikan awal kanak-kanak merupakan tahap penting dalam perkembangan anak-anak karena saat ini anak-anak belajar berbagai keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang akan digunakan di masa depan. Namun, beberapa negara, termasuk Malaysia, masih mengalami masalah dengan aksesibilitas dan kualitas pendidikan awal kanak-kanak. Anak-anak pekerja migran adalah salah satu kelompok yang sulit mendapatkan pendidikan awal yang baik.Untuk mendapatkan informasi artikel ini, kami menggunakan teknik tinjauan literatur dan analisis data sekunder.
Teknik ini memungkinkan kami untuk menganalisis kebijakan, program, dan praktik saat ini serta mengeksplorasi masalah dan solusi yang ditemukan dalam literatur dan data yang tersedia. Kami melakukan tinjauan literatur dengan mengakses buku, jurnal ilmiah, dan laporan tentang pendidikan awal kanak-kanak dan anak pekerja migran di Malaysia.Konteks Anak Pekerja Migran di Malaysia Menjelaskan profil dan tantangan yang dihadapi oleh anak pekerja migran di Malaysia. Pentingnya Pendidikan Awal Kanak-Kanak bagi Anak Pekerja Migran Menggambarkan mengapa pendidikan awal kanak-kanak penting bagi anak-anak pekerja migran untuk mendukung perkembangan dan keterampilan mereka. Kebijakan dan Program Pendidikan Awal Kanak-Kanak di Malaysia Menganalisis kebijakan dan program yang ada di Malaysia untuk mendukung pendidikan awal kanak-kanak bagi anak-anak pekerja migran, seperti inklusivitas, aksesibilitas, dan kurikulum yang sensitif secara budaya.
Tantangan dalam Implementasi Pendidikan Awal Kanak-Kanak bagi Anak Pekerja Migran di Malaysia Menyebutkan tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan pendidikan awal kanak-kanak yang berkualitas bagi anak pekerja migran, seperti keterbatasan sumber daya, kurangnya kepedulian dan pemahaman dari masyarakat sekitar, serta keterbatasan kompetensi guru dalam bekerja dengan anak-anak migran. Solusi dan Rekomendasi Menawarkan solusi dan rekomendasi yang dapat meningkatkan pendidikan awal kanak-kanak bagi anak pekerja migran di Malaysia, seperti pelatihan dan pendidikan bagi para guru, peningkatan aksesibilitas, serta kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas.artikel ini menekankan pentingnya pendidikan awal kanak-kanak dalam mendukung perkembangan anak pekerja migran di Malaysia. Meskipun terdapat tantangan dalam implementasinya, upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan stakeholders terkait menunjukkan komitmen untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi anak-anak pekerja migran.Harapannya,pendidikan awal kanak-kanak akan menjadi alat yang berdaya guna dalam menjembatani kesenjangan dan mendukung anak-anak pekerja migran untuk meraih masa depan yang baik.
1. Kata kunci: Konteks Anak Pekerja Migran di Malaysia ; Pentingnya Pendidikan Awal Bagi Anak-anak Pekerja Migran
1. Pendahuluan
Pendidikan awal kanak-kanak merupakan tahap penting dalam perkembangan anak-anak karena saat ini anak-anak belajar berbagai keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang akan digunakan di masa depan. Namun, beberapa negara, termasuk Malaysia, masih mengalami masalah dengan aksesibilitas dan kualitas pendidikan awal kanak-kanak. Anak-anak pekerja migran adalah salah satu kelompok yang sulit mendapatkan pendidikan awal yang baik.
Sebagian besar migran di Malaysia bekerja di bidang seperti perkebunan, konstruksi, dan pekerjaan rumah. Anak-anak pekerja migran ini seringkali menghadapi tantangan dalam mendapatkan pendidikan yang layak, terutama dalam hal aksesibilitas, pemahaman bahasa, keterbatasan finansial, dan faktor sosial dan budaya. Akibatnya, anak-anak pekerja migran dan anak-anak lokal memiliki perbedaan pendidikan.
Anak-anak pekerja migran harus dididik sejak kecil. Pendidikan awal kanak-kanak dapat memberikan landasan yang kuat untuk perkembangan fisik, kognitif, emosional, dan sosial anak. Selama masa ini, anak-anak belajar tentang dunia sekitar mereka, menguasai keterampilan motorik halus dan kasar, dan belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Pendidikan awal juga membantu anak-anak berpikir kreatif, membaca, menulis, dan berkomunikasi.
Meskipun penting, anak-anak pekerja migran masih menghadapi tantangan dalam pendidikan awal mereka. Salah satunya adalah mudah diakses. Anak-anak yang bekerja sebagai pekerja migran sering tinggal di daerah yang padat penduduk atau terpencil yang sulit dijangkau. Selain itu, mereka mungkin tidak memiliki kemampuan untuk membayar biaya pendidikan yang tinggi. Sumber daya yang terbatas juga menjadi masalah, termasuk fasilitas dan peralatan yang tidak memadai untuk mendukung pembelajaran.
Namun, kendala bahasa juga menjadi masalah untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tinggi. Anak-anak yang bekerja sebagai pekerja migran mungkin memiliki bahasa ibu yang berbeda atau kesulitan berbicara bahasa Melayu sebagai bahasa resmi Malaysia. Hal ini dapat mempengaruhi pemahaman mereka tentang materi pelajaran dan membuat interaksi mereka dengan pendidik dan teman-teman sekelas lebih sulit.
Selain itu, elemen sosial dan budaya harus dipertimbangkan saat mendidik anak-anak pekerja migran. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga migran sering mengalami adaptasi yang sulit, perpisahan dari keluarga, dan perubahan lingkungan. Selain itu, orang-orang di lingkungan mereka mungkin menganggap mereka tidak pantas atau stigmatisasi. Oleh karena itu, pendidikan awal anak-anak harus menjadi tempat yang menerima dan menghormati keberagaman budaya.
Pemerintah Malaysia telah mengambil beberapa tindakan untuk meningkatkan pendidikan awal anak-anak pekerja migran. Kementerian Pendidikan telah meluncurkan berbagai program dan kebijakan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi anak-anak pekerja migran. Salah satunya adalah pendekatan inklusif untuk membangun kurikulum dan metode pengajaran yang menerima keberagaman bahasa dan budaya. Selain itu, bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah.
Selain itu, penelitian dan studi sebelumnya memberikan wawasan dan saran tentang cara meningkatkan pendidikan awal anak-anak bagi anak-anak pekerja migran di Malaysia. Beberapa saran termasuk guru yang diberi pelatihan dan instruksi tentang kebutuhan anak-anak pekerja migran, peningkatan akses ke program pendidikan mobile atau pembiayaan yang terjangkau, dan kerja sama yang lebih erat antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan keluarga.
Diharapkan artikel ini akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan awal bagi anak-anak pekerja migran di Malaysia. Kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan mendukung bagi semua anak, termasuk anak-anak pekerja migran, dengan mengatasi masalah aksesibilitas, bahasa, dan sosial budaya. Kita dapat menjamin masa depan yang lebih baik dengan bekerja sama, seperti pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan.
2. Metode
Untuk mendapatkan informasi untuk artikel ini, kami menggunakan teknik tinjauan literatur dan analisis data sekunder. Teknik ini memungkinkan kami untuk menganalisis kebijakan, program, dan praktik saat ini serta mengeksplorasi masalah dan solusi yang ditemukan dalam literatur dan data yang tersedia.
Kami melakukan tinjauan literatur dengan mengakses buku, jurnal ilmiah, dan laporan tentang pendidikan awal kanak-kanak dan anak pekerja migran di Malaysia. Kami memilih literatur yang paling relevan dan terkini untuk memastikan bahwa kami mencakup berbagai perspektif dan penelitian terkait topik kami. Dalam proses ini, kami menggunakan kata kunci seperti “pendidikan awal kanak-kanak”, “anak pekerja migran”, dan variasi lainnya.
Tinjauan literatur ini mempelajari berbagai aspek pendidikan awal kanak-kanak bagi anak pekerja migran. Ini termasuk kebijakan dan program pendidikan saat ini, masalah yang dihadapi anak-anak pekerja migran, dan solusi dan saran yang diteliti oleh para ahli. Selain memberikan konteks dan pemahaman yang diperlukan untuk artikel, informasi ini digunakan sebagai dasar untuk pembahasan kami.
Kami melakukan analisis data sekunder selain tinjauan literatur. Data kami diperoleh dari sumber resmi seperti Kementerian Pendidikan Malaysia, lembaga terkait, dan organisasi non-pemerintah yang berfokus pada pendidikan anak-anak pekerja migran. Data ini mencakup informasi tentang kebijakan dan program pendidikan, statistik, dan bagaimana program-program tersebut dilaksanakan. Data sekunder ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kondisi pendidikan awal kanak-kanak di Malaysia dan peran yang dapat dimainkan oleh institusi pendidikan.
Analisis data sekunder ini sangat penting untuk memahami implementasi kebijakan pendidikan dan program yang telah dilakukan di Malaysia untuk mendukung pendidikan awal kanak-kanak bagi anak-anak pekerja migran. Data ini dapat memberikan informasi tentang keberhasilan, hambatan, dan masalah yang telah dihadapi dalam menerapkan pendidikan awal kanak-kanak yang inklusif dan mendukung anak-anak pekerja migran.
Selain itu, kami mempertimbangkan dorongan dan panduan dari organisasi internasional seperti UNESCO dan UNICEF yang memiliki perhatian khusus terhadap pendidikan dan hak anak. Berdasarkan rekomendasi dan penelitian yang diterbitkan oleh organisasi ini, kami dapat mengidentifikasi berbagai elemen yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan pendidikan awal kanak-kanak bagi anak-anak pekerja migran di Malaysia.
Kami memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang pendidikan awal kanak-kanak yang mendukung anak pekerja migran di Malaysia melalui kombinasi tinjauan literatur dan analisis data sekunder. Metode ini memungkinkan kami untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang relevan serta hasil dan saran yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan pendidikan awal kanak-kanak di Malaysia.
3. Hasil dan Pembahasan
2. Konteks Anak Pekerja Migran di Malaysia
Anak-anak migran yang bekerja di Malaysia adalah kelompok yang rentan dan menghadapi kesulitan khusus untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Anak-anak ini berasal dari keluarga pekerja migran yang tinggal dan bekerja di negara asing tanpa izin tinggal yang sah. Sebagian besar dari mereka berasal dari Indonesia, Filipina, dan Myanmar.
Anak-anak yang bekerja sebagai pekerja migran di Malaysia menghadapi banyak tantangan dalam mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak-anak lokal. Anak-anak ini mungkin tidak fasih dalam bahasa Malaysia atau Inggris, yang menjadi bahasa pengantar di sebagian besar lembaga pendidikan. Ini merupakan kendala utama. Anak-anak migran mungkin kesulitan mengikuti pelajaran dan memahami materi pelajaran karena keterbatasan bahasa.
Anak-anak pekerja migran juga menghadapi masalah keuangan. Kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga dengan tingkat pendapatan rendah, yang menghadapi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, termasuk biaya pendidikan, sehingga mereka mungkin tidak memiliki akses ke sekolah formal.
Pendidikan anak-anak pekerja migran juga dipengaruhi oleh faktor sosial budaya. Mereka sering dihadapkan pada masalah seperti stigmatisasi sosial, diskriminasi, dan perlakuan tidak adil. Beberapa keluarga pekerja migran juga mungkin menghadapi ketidakpastian tentang status keimigrasian mereka, yang dapat mempengaruhi partisipasi pendidikan anak-anak mereka.
Dalam hal ini, penting bagi pemerintah dan lembaga pendidikan Malaysia untuk memahami secara menyeluruh masalah yang dihadapi oleh anak-anak pekerja migran dalam pendidikan dan mengambil tindakan yang tepat untuk menyelesaikannya. Tujuan utama adalah memastikan bahwa anak-anak pekerja migran mendapatkan pendidikan yang setara dan berkualitas dengan anak-anak lokal, sehingga mereka memiliki peluang yang sama untuk memaksimalkan potensi mereka dan menghadapi tantangan yang dihadapi.
3. Pentingnya Pendidikan Awal Bagi Anak-anak Pekerja Migran
Pendidikan awal kanak-kanak memiliki peranan yang sangat penting bagi anak pekerja migran di Malaysia. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa pendidikan awal kanak-kanak sangat penting bagi anak-anak pekerja migran:
a) Mendukung Perkembangan dan Keterampilan Anak
Pendidikan awal kanak-kanak memberi anak-anak pekerja migran dorongan dan pengalaman yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik, sosial, emosional, dan kognitif mereka. Anak-anak dapat belajar melalui bermain, mengeksplorasi lingkungan mereka, dan berinteraksi dengan teman sebaya mereka. Aktivitas-aktivitas dalam pendidikan awal kanak-kanak membantu anak-anak meningkatkan keterampilan motorik mereka, memperluas kosa kata mereka, membangun hubungan sosial yang sehat, dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir dan memecahkan masalah.
b) Persiapan Menuju Pendidikan Formal
Pendidikan awal kanak-kanak adalah tahap pertama dalam perjalanan pendidikan anak. Dengan pendidikan awal yang baik, anak-anak pekerja migran dapat memperoleh dasar-dasar penting dalam literasi, numerasi, dan keterampilan sosial, yang akan membuat mereka lebih siap untuk menghadapi pendidikan formal di tahap berikutnya, seperti pendidikan dasar.
c) Meningkatkan Kualitas Hidup dan Peluang Masa Depan
Anak-anak pekerja migran memiliki peluang yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dengan mendapatkan pendidikan awal yang baik. Pendidikan awal yang baik akan memberikan fondasi yang kuat untuk mengembangkan potensi mereka secara keseluruhan dan meningkatkan peluang masa depan mereka. Dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik, anak-anak pekerja migran dapat memiliki akses yang lebih baik ke pekerjaan yang lebih baik.
4. Kebijakan dan Program Pendidikan Awal Kanak-Kanak di Malaysia
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam konteks kebijakan dan program pendidikan awal kanak-kanak di Malaysia:
a) Inclusivitas
Di Malaysia, upaya untuk memastikan semua anak, termasuk anak-anak pekerja migran, dimasukkan dalam pendidikan awal. Ini termasuk kebijakan dan pedoman yang menekankan penerimaan, penghargaan, dan penyediaan akses pendidikan untuk semua anak, tidak peduli status migrasi atau latar belakang mereka.
b) Aksebelitas
Untuk menjamin aksesibilitas pendidikan awal bagi anak-anak pekerja migran di Malaysia, kebijakan dan program telah dibuat. Ini termasuk menyediakan layanan pendidikan di daerah dengan banyak pekerja migran, dan mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan tempat bagi anak-anak pekerja migran.
c) Kurikulum yang sensitif secara budaya
Bagi anak-anak pekerja migran di Malaysia, pertimbangan budaya dan bahasa sangat penting dalam pendidikan awal mereka. Kurikulum dan program pendidikan awal harus menerima keanekaragaman budaya, bahasa, dan kepercayaan agama anak-anak pekerja migran. Kurikulum yang inklusif, multibudaya, dan multibahasa dapat membantu anak-anak dari latar belakang migran berintegrasi dan berpartisipasi secara aktif.
d) Pelatihan guru
Sangat penting bagi guru untuk mengetahui bagaimana menerapkan pendidikan awal kanak-kanak yang efektif untuk anak-anak pekerja migran. Guru harus belajar mengenali kebutuhan khusus anak-anak migran, menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, dan menghargai dan memahami keberagaman budaya yang ada di kelas mereka. Akibatnya, guru harus diberi pelatihan dan pengembangan profesional.
e) Kalaborasi Kemitraan
Kolaborasi dan kemitraan antara pemerintah, organisasi non-pemerintah (LSM), dan komunitas sangat penting untuk meningkatkan pendidikan awal kanak-kanak bagi anak-anak pekerja migran di Malaysia. Kerjasama ini dapat melibatkan berbagai pihak dalam memperkuat kebijakan, program, dan dukungan keuangan untuk pendidikan awal kanak-kanak serta memastikan penyebaran informasi dan layanan yang efektif bagi anak-anak pekerja migran.
5. Tantangan Dalam Implementasi Pendidikan Awal Kanak-Kanak Bagi Anak Pekerja Migran di Malaysia
Implementasi pendidikan awal kanak-kanak bagi anak pekerja migran di Malaysia menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi. Berikut ini adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi:
a) Keterbatasan Sumber Daya: Untuk mencapai pendidikan awal yang berkualitas tinggi bagi anak-anak pekerja migran, diperlukan sumber daya yang memadai, seperti fasilitas yang aman dan nyaman, guru yang berkualitas tinggi, dan materi dan perlengkapan pembelajaran yang memadai. Namun, sumber daya yang tersedia terbatas.
b) Kurangnya Kepedulian dan Pemahaman dari Masyarakat Sekitar: Seringkali, masyarakat sekitar tidak benar-benar peduli atau memahami pentingnya pendidikan awal bagi anak-anak pekerja migran. Akibatnya, mereka mungkin tidak mendukung atau berpartisipasi dalam mendukung pendidikan awal anak-anak tersebut. Untuk meningkatkan pemahaman ini, perlu dilakukan pendidikan dan kampanye sosialisasi kepada masyarakat.
c) Selain keterbatasan kemampuan guru dalam bekerja dengan anak-anak migran, tenaga pendidik di pendidikan awal kanak-kanak juga menghadapi kesulitan saat bekerja dengan anak-anak yang dipekerjakan oleh migran. Mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperlukan untuk melibatkan anak-anak dari berbagai budaya, bahasa, dan pengalaman. Kurangnya kemampuan guru dapat berdampak pada kualitas pendidikan awal anak-anak pekerja migran.
d) Perbedaan Bahasa dan Budaya: Anak-anak pekerja migran seringkali menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pendidikan awal yang baik karena perbedaan bahasa dan budaya mereka. Mereka mungkin tidak fasih dalam bahasa yang digunakan di sekolah, sehingga sulit bagi mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam pelajaran. Perbedaan budaya juga dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak berkomunikasi dan terlibat dalam pembelajaran.
Beberapa usaha harus dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Di antaranya termasuk:
• peningkatan alokasi sumber daya untuk memperbaiki fasilitas, memperluas jangkauan program pendidikan awal, dan membentuk dan melatih guru untuk bekerja dengan anak-anak pekerja migran.
• Kampanye dan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan terhadap pendidikan awal anak pekerja migran.
• membuat kurikulum yang sensitif secara budaya untuk memenuhi perbedaan bahasa dan budaya anak-anak pekerja migran.
• membentuk kerja sama dan kerja sama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas untuk mendukung aksesibilitas pendidikan awal dan kualitas pendidikan bagi anak-anak pekerja migran.
6. Solusi dan Rekomendasi
Ada beberapa solusi yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pendidikan awal anak-anak pekerja migran di Malaysia:
a) Pelatihan dan Pendidikan untuk Guru: Penting untuk memberikan pelatihan dan pendidikan yang lebih khusus kepada guru dan tenaga pendidik yang bekerja dengan anak-anak pekerja migran. Pelatihan dapat mencakup teknik pengajaran yang efektif, pendekatan inklusif, dan pemahaman tentang budaya dan latar belakang anak-anak migran agar mereka dapat memberikan pendampingan yang tepat.
b) Peningkatan Aksesibilitas: Sangat penting untuk meningkatkan aksesibilitas anak-anak pekerja migran ke pendidikan awal. Langkah-langkah yang dapat diambil termasuk memperluas dan memperbaiki infrastruktur pendidikan di daerah tempat tinggal anak-anak pekerja migran, memberikan subsidi atau transportasi gratis kepada mereka, dan membangun pusat pendidikan yang dekat dengan komunitas pekerja migran.
c) Kolaborasi antara Pemerintah, Organisasi Non-Pemerintah, dan Komunitas Kolaborasi yang erat antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas sangat penting untuk meningkatkan pendidikan awal anak-anak pekerja migran. Kolaborasi ini dapat memungkinkan pembuatan program pendidikan yang lebih komprehensif dan terintegrasi, serta memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada. Organisasi non-pemerintah dan komunitas juga dapat membantu anak-anak pekerja migran mendapatkan akses ke program pendidikan yang lebih baik.
d) Sensitisasi dan Pendidikan Masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan awal bagi anak-anak pekerja migran sangat penting. Ini dapat dicapai melalui kampanye sosialisasi, seminar, dan program-program publik. Program-program ini dapat memberi masyarakat pemahaman yang lebih baik tentang hak-hak anak, peran pendidikan awal, dan keuntungan yang dapat diperoleh anak-anak pekerja migran dari pendidikan. Dengan meningkatnya kesadaran ini, diharapkan lebih banyak orang akan mendukung dan berpartisipasi aktif dalam meningkatkan pendidikan anak-anak pekerja migran.
e) Evaluasi dan Pemantauan yang Berkala Penting untuk melakukan evaluasi dan pemantauan yang berkala terhadap pelaksanaan pendidikan awal kanak-kanak bagi anak-anak pekerja migran. Instansi pemerintah terkait dan lembaga pendidikan dapat melakukan evaluasi ini untuk mengevaluasi keberhasilan program, mengevaluasi kebijakan yang ada, dan mengidentifikasi area yang perlu perbaikan. Evaluasi dan pemantauan yang berkala ini juga dapat dilakukan untuk program dan kebijakan yang berfokus pada pendidikan awal kanak-kanak.
4. Penutup
Artikel ini ingin menekankan betapa pentingnya mendukung anak-anak pekerja migran di Malaysia dengan pendidikan awal. Untuk mencapai tujuan ini, beberapa hal dapat dijelaskan secara lebih rinci:
1. Komitmen Pemerintah dan Stakeholder Terkait: Peran pemerintah dan stakeholder terkait sangat penting dalam meningkatkan pendidikan awal anak-anak pekerja migran. Perlu ada komitmen yang kuat untuk membuat kebijakan, program, dan sumber daya yang mendukung akses dan kualitas pendidikan awal untuk anak-anak pekerja migran. Ini akan lebih mudah dicapai jika pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas bekerja sama.
2. Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi Guru: Guru yang berkualitas dan terlatih dalam bekerja dengan anak-anak migran memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan awal yang efektif. Oleh karena itu, guru harus dilatih untuk memahami kebutuhan khusus anak-anak migran dan menerapkan metode pengajaran yang sesuai.
3. Peningkatan Aksesibilitas dan Inklusivitas: Anak-anak pekerja migran tidak memiliki akses ke pendidikan awal, yang merupakan salah satu tantangan yang dihadapi. Diperlukan kebijakan dan program untuk memastikan anak-anak pekerja migran memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Untuk memastikan bahwa kebutuhan dan potensi setiap anak pekerja migran diperhatikan dan dihargai, pendekatan inklusif juga diperlukan.
4. Kolaborasi antara Pemerintah, Organisasi Non-Pemerintah, dan Komunitas: Meningkatkan pendidikan awal kanak-kanak bagi anak-anak pekerja migran tidak dapat dicapai secara mandiri. Untuk mencapai tujuan bersama, sumber daya dan keahlian dapat digabungkan untuk mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan pendidikan awal kanak-kanak bagi anak-anak pekerja migran.
Jadi, anak-anak pekerja migran di Malaysia sangat dipengaruhi oleh pendidikan awal mereka. Anak-anak pekerja migran memiliki peluang yang lebih baik untuk sukses di masa depan jika mereka menerima pendidikan awal yang baik dan dapat diakses. Oleh karena itu, mendukung pendidikan awal anak-anak pekerja migran harus menjadi prioritas dalam upaya untuk mencapai inklusivitas, kesetaraan, dan keadilan dalam sektor pendidikan.
Referensi
• Kementerian Pendidikan Malaysia. (2021). Laporan Dasar Pendidikan Malaysia. Diakses darihttps://www.moe.gov.my/en/muat-turun/laporan/dasar-pendidikan/
• Naguib, N. F. B., & Tengku Mohamed, T. S. H. (2019). Early Childhood Education (ECE) for Migrant Children in Malaysia: A Review. Journal of Education in Developing Areas (JEDA), 27(2), 47-61.
• Salina, N. A. (2016). Impak Transformational dalam Sistem Pendidikan Awal Kanak-Kanak Malaysia terhadap Pembinaan Modal Insan: Isu dan Cabaran Realiti Kependudukan Serta Pekerja Migran. GEOGRAFIA Online™, Malaysian Journal of Society and Space, 12(6), 72-84.
• Sulaiman, S., Gumbak, N., Ashari, F., & Wahab, N. A. (2020). Pendekatan Inkusif Dalam Aspek Difabel Pada Pendidikan Awal Kanak-Kanak di Malaysia. Indonesian Journal of Disability Studies, 7(1), 47-57.
• Yaacob, N. F., Akmar Ismail, N., & Kamajaya, F. (2020). An Inclusive Curriculum Model for Early Childhood Education: A Review Based on Diverse Abilities in Malaysia. Jurnal Pendidikan Awal Kanak-Kanak Kebangsaan, 9(2), 1-12.