Bagikan 530 Mesin Pompa Air, AYP Ingin Petani di Bone Tanam Sayur

oleh -833 x dibaca

WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM–Kekeringan yang sering saja melanda areal pertanian disejumlah daerah Kabupaten Bone, memaksa petani harus memutar otak untuk menyelamatkan tanaman padi milik mereka.

Untuk lahan yang lokasinya merupakan sawah tadah hujan, atau dekat dengan saluran irigasi, saluran pembuangan dan sungai, untuk menyelamatkan padinya bahkan tidak gagal panen maka penyedotan air dengan menggunakan mesin pompa menjadi satu-satunya jalan alternatif.

Namun, untuk menyedot air atau mengairi areal pertanian (sawah) dengan menggunakan mesin pompa tak sedikit biaya yang harus digunakan khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM) digunakan untuk menghidupkan mesin pompa. Hal itulah yang membuat petani harus merogoh kocek lebih dalam.

BACA JUGA:  Andi Akmal Pasluddin Silaturahmi Petani Tebu

Situasi sulit tersebut, Andi Yuliani Paris (AYP) sebagai Anggota DPR RI dari Komisi VII membagikan gas elpiji tiga kilogram dan mesin pompa sebanyak 530 kepada Petani di Kabupaten Bone.

Dari informasi yang diperoleh sebanyak 530 pompa air yang disalurkan di Bumi Arung Palakka dengan harga per paket sebesar Rp 8,5 juta.

Menurut Anggota DPR RI Fraksi PAN ini, dengan pengalihan BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG) itu, petani bisa menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk mengairi areal persawahannya.

“Pompa air yang semestinya berbahan bakar premium menjadi berbahan bakar gas elpiji. Tapi, dengan cara itu tidak sampai merubah komposisi mesin secara keseluruan dan petani bisa menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk mengairi areal persawahan nya untuk menyelamatkan padinya,” kata AYP kepada Tribun Bone, Kamis (5/11/2020).

BACA JUGA:  FKPPI Bone Hadiri Baksos Kodim 1407, Ini Agendanya

Lanjut AYP, daya sedot mesin itu tak kalah jika dibandingkan dengan mesin pompa berbahan bakar premium.

Berdasarkan informasi dari beberapa petani, untuk mengairi sawahnya yang biasa membutuhkan waktu penyedotan sekitar tujuh jam dan selama penyedotan air itu, mesin pompanya menghabiskan sekitar tujuh liter premium.

Namun, dengan menggunakan mesin pompa air berbahan bakar gas elpiji, hanya membutuhkan satu tabung gas elpiji.

“Jadi lebih irit tiga kali lipat dibandingkan menggunakan bahan bakar premium,” sambung AYP.

AYP meminta kepada petani dapat memanfaatkan lahanya setelah panen padi.

BACA JUGA:  PMR - PKS MAN 4 Bone Peduli Korban Kebakaran

“Intinya dengan adanya bantuan tersebut saya ingin masyarakat setelah panen padi segera menanam Kacang Kacangan dan dilanjutkan dengan sayur sehingga persediaan bahan makanan didalam keluarga tetap tersedia,” ungkapnya.

AYP menambahkan, dengan memanfaatkan lahanya dapat memenuhi ketersediaan pangan keluarga.

“Saya berharap petani dapat memanfaatkan lahannya untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga dan sisanya dijual. Misalnya setelah tanam padi maka petani dapat menanam palawija dan sayur sayuran sehingga dimasa pandemi seperti saat ini, masyarakat memiliki ketersediaan pangan untuk keluarga dan sisanya baru dijual,” tambahnya.

Penulis: Irfan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.