Seminar Nasional FUIM Hadirkan Pemateri Kaprodi PAI S2 Dr. Sarifa Suhra, M.Pd.I

oleh -1,949 x dibaca

WATAMPONE, TRIBUNBONEONLINE.COM– Dalam rangka memperingati hari lahirnya FUIM (Forum Ukhwah Islamiyah Mahasiswi) IAIN Bone, maka pengurus melaksanakan acara pekan literasi yakni Seminar Nasional dengan mengadakan beberapa cabang lomba yakni lomba Mendongeng untuk jenjang SD, membuat Puisi untuk SMP, orasi ilmiah bagi siswa SMA, uji argumen bagi Mahasiswa dan kontes hijab bagi masyarakat umum.

Puncak acara adalah pelaksanaan Seminar Nasional. Dalam hal ini berlangsung di lapangan Futsal IAIN Bone tepatnya Ahad, 29 September 2019 kemarin yang lalu, dengan tema “Kontribusi Dunia Literasi Dalam Merespon Arus Radikalisme di Era Industri 4.0”. (30/9/2019)

Acara dimulai dengan pembacaan ayat Suci Al-Qur’an dilanjutkan sambutan dari Ketua Umum FUIM Rina Rahayu Syam, lanjut Ketua Dema, kemudian Wakil Rektor III Dr. H. Faturrahman, M.Ag sekaligus membuka acara dan acara pembukaan ini ditutup dengan pembacaan doa Nur Rahmah.

BACA JUGA:  Penerimaan Mahasiswa KKLP STKIP di Lapri

Acara selanjutnya Seminar Nasional dipandu moderator Mujiburrahman dengan menampilkan 3 pemateri Seminar yakni 1) Prof. Dr. H. Moch. Qasim Mathar, MA (Makassar). 2) A. Ahmad Zikrillah (Palembang) 3) Dr. Sarifa Suhra, M.Pd.I (Kaprodi PAI S2 dan pembina FUIM IAIN Bone).

Dalam materinya Dr. Sarifa Suhra, M.Pd.I menyampaikan, “bahwa terjadinya fenomena radikalisme (cara-cara kekerasan, pemaksaan dan menentang hukum untuk mencapai tujuan) bahkan radikalisme agamapun terkadang  muncul agar mendapat legitimasi dari pemeluk agama tak terkecuali fenomena seperti itu ditemukan dalam masyarskat muslim,” tuturnya

BACA JUGA:  Prodi PPKn UNIM Bone Siaap Menerima Mahasiswa Baru

“Hal tersebut disebabkan karena prinsip moderasi beragama telah hilang padahal Islam agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai Washatiyyah (moderat). Salah satu indikator radikalisme adalah munculnya bom bunuh diri, bom gereja, anti demokrasi, demo anti pemerintah tanpa alasan jelas, hingga anti kebhinekaan dan anti pancasila padahal sistem demokrasi pancasila adalah hasil ijtihad ulama sebagai simbol perekat dan pemersatu yang menjunjung tinggi nilai agama bahkan setiap sila dalam pancasila sesuai prinsip Al-Qur’an,” terangnya

“Sila pertama Ketuhanan QS. 2:163 sila ke 2 Kemanusiaan QS.  49: 11 sila 3 Persatuan QS. 3: 103, Sila ke 4 Musyawarah QS. 3: 159 dan sila 5 Keadilan QS. 4: 135. Karena itu pancasila tidak perlu diperdebatkan cukup diamalkan niscaya NKRI akan aman jauh dari bahaya intoleran, radikal, apalagi teroris,” tambahnya

BACA JUGA:  Besok, MAS DDI Ponre Laksanakan Workshop Pembelajaran Online di Novena Hotel

Sekedar diketahui, Seminar ini dihadiri 600 orang peserta dan diakhir acara pembagian Door Prize. Kemudian acara tersebut ditampilkan Tari 4 Etnis Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja) serta Tari Parade Nusantara (Aceh, Tapanuli, Dayak dan Papua). (yas89)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.